Ilmu Unta

By , Selasa, 24 Februari 2015 | 14:00 WIB

Tayib Essem, Arab Saudi, 28° 33'37" LU, 34° 48'01" BT

Usahakan agar unta tidak menapaki jalan berbatu—kuku kaki unta tidaklah keras, tetapi lembut seperti lampin di dapur. (Saat dituntun dengan tali, unta jantan kami yang lebih tua, Fares, biasa menggigit bahu penuntunnya dengan lembut, untuk memberitahukan rasa sakit yang dideritanya akibat bebatuan tajam.)

Seekor unta dapat menempuh perjalanan 3-5 hari tanpa air. Sebagian orang Badui mengklaim dengan kagum bahwa hewan ini dapat menahan haus lebih lama—selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Sebaiknya Anda tidak menguji pernyataan yang muncul dari cinta kesengsem tersebut.

Dalam perjalanan, beri makan unta dua kali sehari, pagi dan malam: secekak alfalfa dan seember gandum bila tersedia. Hewan ini juga makan kulit jeruk, kulit pisang, roti tengik, bungkus plastik pembungkus komputer laptop, rambut yang masih menempel di kepala, serta seribu jenis rumput, semak duri, belukar, dan pepohonan. Jangan cemas tentang beragamnya selera makan ini. Perut unta terbuat dari titanium. Namun, jika dia sampai menderita gangguan pencernaan, pegang lubang hidungnya sampai unta itu muntah, biasanya diluahkannya ke sepatu kita.

Jangan memanjakan hewan itu. Unta adalah teman bekerja, bukan hewan peliharaan. Kita harus menatap mata cokelat besarnya dan berbicara kepadanya dengan tegas. Kita bisa memberi hadiah kepadanya dengan menggaruk telinganya.

Jangan sekali-kali memukulnya: Unta pasti ingat. (Dalam sebuah hadis, diriwayatkan Nabi Muhammad menghibur unta yang ditemukannya menangis dan terikat pada sebuah tiang di Madinah: Unta yang bulunya basah dengan air mata itu meratapi perlakuan buruk tuannya. Nabi mencari pemilik unta itu dan menegurnya dengan keras.)

Kita dapat saja mempekerjakan seekor unta selama bertahun-tahun... dan masih ada 70.000 rahasianya yang tidak kita ketahui. Ini kata Duta Besar Yaman di Djibouti kepada saya.

Saat mengatur muatan di atas unta, kita menghadapi masalah geometri dan arsitektur: punuk. Penempatan pelana sangat penting. Letaknya tidak boleh terlalu maju atau terlalu mundur satu senti pun. Unta akan mengeluh kalau posisinya tidak benar-benar tepat. Hewan ini kadang berguling di pasir. Punuk setiap unta berbeda-beda. Maka, kita harus mengasah keahlian pengemasan hanya pada satu unta. Awad Omran, orang Sudan yang menjadi pengurus unta saya, mengikat muatan di atas Sima. Saya mengikat muatan Fares. Kami melakukan hal ini tiga kali sehari (pagi, siang, sore). Ini merupakan kegiatan menyenangkan yang mendekatkan kita dengan hewan besar yang nrima dan mudah berpuas diri ini. Saya akan sangat merindukannya saat kembali ke belahan bumi utara yang terindustrialisasi, tempat saya akan menderita, seperti semua orang lain, di bawah kekuasaan mobil.