Kenaikan suhu bumi 2-4 derajat celsius memicu kenaikan paras laut global 16 sentimeter. Kenaikan akibat mencairnya es pada Lapisan Es Greenland.
Demikian penelitian tim yang terdiri atas 11 ilmuwan yang dipimpin ahli geologi Denmark, Nicolai Krog Larsen, yang dituliskan di jurnal Geology pada 18 Februari.
Tim mendasarkan perhitungan dari perilaku Lapisan Es Greenland pada 5.000-8.000 tahun lalu. Temperatur saat itu yang tertinggi, 2-4 derajat celsius lebih tinggi dari suhu bumi sekarang. Tebal lapisan bervariasi sejak Zaman Es berakhir 11.500 tahun lalu sehingga jejaknya hilang.
”Kami menghitung massa yang hilang selama pemanasan di masa lalu dengan mengombinasikan catatan sedimen danau dengan pemodelan canggih,” ujar Kurt Kjær, dari Museum Sejarah Alam Denmark. Penelitian dilakukan di enam musim panas.
Periode 8.000-5.000 tahun lalu dipilih karena saat itu suhu permukaan lebih tinggi 2-4 derajat celsius dari suhu sekarang.
Ukuran Lapisan Es Greenland saat itu mencapai ukuran terkecilnya. Berdasarkan pengetahuan itu, mereka menguji lagi semua model lapisan es yang ada dan memilih yang terbaik untuk menggambarkan ulang kondisi pemanasan pada masa lalu.
Kenaikan muka laut
Dari perhitungan menggunakan model, tampak bahwa pada periode itu kecepatan hilangnya lapisan es mencapai 100 gigaton per tahun selama beberapa ribu tahun. Pada saat itu, kenaikan paras laut setara dengan 16 sentimeter saat temperatur naik 2-4 derajat celsius.
Sementara, 25 tahun terakhir, es yang mencair bervariasi 0-400 gigaton per tahun. Suhu permukaan di Arktik diperkirakan naik 2-7 derajat celsius pada 2100.
Danau merupakan penyimpan catatan yang baik, menyimpan sedimen yang terbawa es mencair. Para peneliti mengambil sampel dengan memotong lapisan tanah dari danau yang dikelilingi es.