Setiap tahun sekitar 8,8 juta ton plastik berakhir di laut-laut di seluruh dunia, jumlah yang jauh lebih besar dari estimasi-estimasi sebelumnya, menurut sebuah studi baru yang melacak sampah di laut dari sumbernya.
Jumlah itu setara dengan lima kantong belanja penuh dengan sampah plastik menutupi setiap 30 sentimeter garis pantai di seluruh dunia, menurut kepala penelitian Jenna Jambeck, seorang profesor teknik lingkungan di University of Georgia.
Dan jika para penyumbang terbesar, mayoritas negara-negara berkembang di Asia, tidak menanggulangi cara pembuangan sampah, Jambeck memperkirakan bahwa pada 2025 akumulasi sampah plastik di lautan akan mencapai sekitar 170 juta ton.
Hal itu berdasarkan tren populasi dan berlanjutnya masalah pengelolaan sampah, meski ada beberapa tanda awal perubahan, ujarnya.
Lebih dari setengah sampah plastik yang mengalir ke laut datang dari lima negara: Tiongkok, Indonesia, Filipina, Vietnam dan Sri Lanka, diikuti oleh Thailand, Mesir, Malaysia, Nigeria dan Bangladesh.
Secara keseluruhan bidang sampah dunia ini mengandung 200 juta ton puing mengambang. Foto: Scripps Institution of Oceanography, UC San Diego
Negara industri barat yang ada di 20 penyumbang sampah plastik terbesar adalah Amerika Serikat pada peringkat 20. AS dan Eropa tidak membuat kesalahan dalam mengelola sampah kolektifnya, jadi sampah plastik yang datang dari negara-negara itu adalah karena pembuangan sampah sembarangan, ujar para peneliti.
Sementara China bertanggung jawab atas 2,4 juta ton plastik yang sampai di lautan, atau hampir 28 persen dari jumlah total, AS berkontribusi hanya 77.000 ton, atau kurang dari 1 persen, menurut penelitian yang dipublikasikan Kamis (12/2) di jurnal Science. Hal itu karena negara-negara maju memiliki sistem untuk menjerat dan mengumpulkan sampah plastik, ujar Jambeck.
Jumlah plastik yang diperkirakan sampai di perairan setara dengan banyaknya tuna yang dipancing per tahun, jadi "kita mengambil tuna dan membuang plastik," ujar salah satu peneliti lain Kara Lavendar Law dalam konferensi pers di konferensi Asosiasi Sains Lanjutan Amerika.?
Nancy Wallace, yang mengepalai program sampah kelautan di Badan Nasional Kelautan dan Atmosferik, mengatakan sampah plastik di perairan adalah isu penting di dunia karena sampah itu dimakan makhluk-makhluk laut dan juga mengumpulkan racun di laut. Selain itu ada biaya pembersihan dan mempengaruhi pariwisata, ujarnya.
Jambeck menggunakan statistik Bank Dunia mengenai aliran sampah 192 negara untuk melacak dan memperkirakan polusi plastik dari sumbernya.
Estimasi-estimasi Jambeck adalah untuk 2010 dan berkisar antara 5 dan 14 juta ton plastik, dengan 8,8 juta ton dalam perkiraan skenario rata-rata.
Estimasi sebelumnya adalah kurang dari 1 juta ton namun itu berdasarkan sampel. Para ilmuwan mengetahui banyak yang dapat tersembunyi di dasar laut dan di tempat-tempat yang tidak dicapai para peneliti.