Bagaimana Melepasliarkan Kucing Besar?

By , Selasa, 3 Maret 2015 | 14:30 WIB

Harimau sumatra dikenal sebagai pemangsa puncak di hutan-hutan Pulau Sumatra. Untuk menambah populasinya, Tambling Wildlife Nature Conservation bersama Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor melepasliarkan dua harimau sumatra: Panti dan Petir.

Dokter hewan TSI Bongot Hasua Mulia menuturkan bahwa diperlukan waktu panjang untuk menyiapkan harimau siap lepas liar. "Dari mulai translokasi, rehabilitasi hingga pelepasliar waktunya panjang sekali," tutur Bongot. Secara medis, seekor harimau yang akan dilepas mesti diperiksa kesehatannya, seperti kelengkapan gigi, cakar, lokomosi, dan organ genitalnya.

"Harimau yang tidak lengkap giginya akan mencari mangsa yang mudah karena kemampuan berburunya berkurang. Alam akan menyeleksi harimau yang giginya tidak lengkap. Ia pasti tidak survive," imbuhnya. Agar bisa bereproduksi, alat reproduksi harimau juga diperiksa. "Yang jantan, misalnya, kita lihat apakah penisnya bagus, atau alat genitalnya sehat."

Mekar, seekor harimau sumatra yang dilepasliarkan di Pusat Rehabilitasi Harimau Tambling Wildlife Nature Conservation. (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia)

Darah harimau juga diperiksa agar ia tidak membawa parasit atau penyakit yang bisa ditularkan ke harimau liar. "Harus bersih dari parasit, baik endoparasit (di dalam tubuh) maupun eksoparasit (parasit yang ada di luar tubuh)," tutur Bohot yang banyak mengamati harimau sumatra di TSI.

Untuk menyiapkan dan mendukung persiapan harimau dilepasliarkan, Bohot mengisahkan, harus ada pusat rehabilitasi yang layak. "Pusat rehabilitasi harus memprlerhatikan kesejahteraan hewan. Pusat rehabilitasi yang baik mesti memenuhi syarat bebas lima hal (5 freedom). "Semisal bebas dari kelaparan, haus, penyiksaan, atau pun penyakit. Kandang harimau misalnya harus cukup luas untuk sembunyi ataupun untuk mencakar-cakar."

Selain itu, tempat hidup harimau juga disurvei untuk mengetahui kesedian pakan, tempat berlindung, dan keberadaan harimau lainnya. Berdasarkan penelitian, Bongot menambahkan rentang hewan mangsa harimau cukup luas, mulai dari hinatang kecil hingga mamalia besar.

Di kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation sendiri masih banyak dijumpai mamalia besar seperti rusa sambar, babi hutan, maupun kerbau liar. Ketersedian pakan tersebut akan menjamin kelangsungan hidup Panti dan Petir.