Meski Alami Tragedi, Wisata Malaysia Tetap Favorit

By , Rabu, 4 Maret 2015 | 09:00 WIB

Dua malapetaka pesawat membuat Malaysia menjadi berita dalam konteks yang buruk pada 2014. Namun hal itu ternyata tidak melukai pariwisata negara itu, dan perhatian yang lebih tinggi bahkan mungkin telah membantu karena jumlah pengunjung menunjukkan pertumbuhan terkuat dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam 10 tahun terakhir, Malaysia telah melangsungkan kampanye detil untuk memasarkan negaranya ke luar negeri sebagai tujuan ideal di Asia, mempromosikan budaya multietnis, hutan hujan yang rimbun dan pantai-pantai yang cantik. Meski ada upaya untuk membuatnya lebih internasional, industri pariwisata masih sangat bergantung pada negara tetangga Singapura dan pada dorongan pemerintah yang telah diperbarui yang merancang 2014 sebagai "Tahun Kunjungan Malaysia."

Jadi ketika Malaysia Airlines penerbangan 370 hilang dengan 239 orang di dalamnya saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret, hal itu membuat Malaysia menjadi sorotan global dan sepertinya akan menghantam strategi pariwisata. Bencana kedua datang empat bulan kemudian saat pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh oleh pemberontak di atas Ukraina timur, menewaskan ke-298 orang di dalamnya.

Namun pariwisata negara itu tumbuh dengan tingkat paling cepat sejak 2008.

Angka-angka resmi untuk sepanjang 2014 belum dikeluarkan namun data pemerintah untuk Januari-Oktober menunjukkan adanya 22,9 juta pengunjung, sebuah lonjakan hampir 10 persen dari setahun sebelumnya. Hal itu jauh melebihi pertumbuhan 2.5 persen dari periode sebelumnya pada 2013 dan peningkatan 0,7 persen pada 2012. Tingkat pertumbuhan penuh untuk kedua tahun itu hampir menyamai angka 10 bulan tersebut.

"Publisitas buruk itu telah membuat Malaysia lebih dikenal di seluruh dunia," ujar Jaya Kumar Sannadurai, wakil presiden Dayangti Transport and Tours. Dampak keseluruhan terhadap jumlah pengunjung barangkali marginal namun menjadi pusat perhatian "merupakan sebuah keuntungan untuk kami dalam beberapa hal," ujarnya.

Pertumbuhan pariwisata yang kuat terjadi meski ada penurunan tajam pengunjung dari China, yang memiliki 153 warga negara pada penerbangan 370. Banyak orang di China yang marah dengan cara Malaysia menangani tragedi tersebut.

Untuk Januari-Oktober, turis-turis China ke Malaysia turun 11 persen atau sekitar 175.000 orang. China masih menjadi sumber turis ketiga terbesar untuk Malaysia. 

Kedatangan dari India naik 21 persen dan jumlah orang Korea Selatan yang berkunjung meningkat 43 persen. Selain itu ada pertumbuhan kuat dari negara-negara Barat seperti Inggris, AS, Australia dan Jerman.

Namun Singapura, Indonesia dan Thailand masih menjadi pasar terbesar, ketiganya mencakup sekitar dua pertiga dari jumlah pengunjung ke Malaysia.