Wanita Kurang Percaya Diri dalam Mengejar Pekerjaan, Benarkah?

By , Sabtu, 7 Maret 2015 | 15:15 WIB

Sebuah penelitian menyimpulkan, saat mengejar pekerjaan di bidang IPTEK, tingkat kepercayaan diri anak perempuan lebih rendah dibanding anak laki-laki. Meskipun nilai di sekolah para wanita lebih bagus dibanding laki-laki, rasa kepercayaan diri teteap rendah.

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mempelajari mengapa keberhasilan akademis anak perempuan tidak menjelma menjadi keuntungan ekonomi dalam pekerjaan. Ditemukan bahwa pilihan karier menjelaskan mengapa perempuan di negara-negara maju memiliki penghasilan rata-rata 15% lebih sedikit daripada pria.

Andreas Schleicher dari OECD menyerukan sejumlah sekolah untuk meningkatkan kepercayaan diri anak perempuan.

Penelitian yang menggunakan data dari tes internasional Pisa di lebih dari 60 negara pada tahun 2012, menanyakan mengapa keberhasilan anak perempuan dalam pendidikan tidak diikuti dengan keunggulan yang sama di bursa tenaga kerja.

Schleicher berpendapat, masalahnya bukan "entang laki-laki dan perempuan melakukan pekerjaan yang sama untuk upah yang berbeda, tetapi tentang pria dan wanita mengejar karier yang berbeda.

Secara khusus, ia mengatakan perempuan masih "sangat kurang terwakili" dalam pekerjaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika, yang dapat menjadi salah satu karier produktif tertinggi.

Hasil penelitian juga menemukan bahwa orang tua mungkin lebih mungkin mendesak anak laki-laki untuk berkarier di bidang sains dan teknologi.

Sedangkan Michael Reiss, profesor ilmu pendidikan di UCL Institute of Education, mengatakan, "Ini tidak ada hubungannya dengan genetik, ini lebih kepada permasalahan budaya."

Penelitian dalam The ABC of Gender Equality in Education: Aptitude, Behaviour and Confidence menunjukkan makin rumitnya gambaran gender, nilai di sekolah dan jalur karier.

Ada kecenderungan internasional jangka panjang mengenai anak perempuan yang mendapatkan hasil lebih baik di sekolah, dan perempuan-perempuan muda yang lebih mungkin melanjutkan pendidikan ke universitas dibandingkan laki-laki muda.