Makanan Berserat Tinggi Cegah Alergi

By , Senin, 9 Maret 2015 | 17:45 WIB

Gagasan tersebut didapat dari ide bahwa di usus terdapat enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan berserat. "Ketika bakteri dalam enzim tersebut menghancurkan serat, mereka menghasilkan zat-zat yang dibutuhkan tubuh untuk mencegah alergi." jelas Charles Mackay, seorang ahli antibodi dari Monash University, Australia.

Sebelumnya,kebenaran dari gagasan ini hanya diujicobakan pada tikus dan terbukti benar. “Apabila metode ini juga berhasil diterapkan pada manusia,” jelas para peneliti, “maka­­ kami akan menyarankan perkembangan bakteri baik sebagai upaya pencegahan alergi.”

Berjuta-juta orang di dunia menderita alergi yang disebabkan oleh makanan.

Di Amerika, sebanyak 15 juta penduduknya menderita alergi. Menurut data dari Food Allergy Research and Education, sebuah organisasi non-profit yang menangani kasus kesehatan terutama untuk penderita alergi, jumlah tersebut merupakan kenaikan 50% sejak tahun 1997.

Umumnya, orang-orang tersebut alergi terhadap kacang, jenis biji-bijian, gandum, kedelai, telur, susu, ikan dan kerang-kerangan.

Alasan mengapa makanan-makanan di atas sering menyebabkan seseorang menjadi alergi masih belum jelas. Kemungkinannya adalah, karena makanan-makanan di atas sering menyisakan sisa yang tidak dapat dicerna tubuh, sehingga sisa cernaan tersebut masuk ke aliran darah, sehingga sel imun dalam darah mengkategorikannya sebagai benda asing yang berbahaya.

Cathryn Nagler, seorang peneliti alergi di University of Chicago mengatakan, “Bakteri dibutuhkan untuk mencerna makanan berserat yang dominan dalam porsi makan manusia.”

Penelitian baru menunjukkan bahwa serat menyebabkan pertumbuhan jenis bakteri baru yang dinamakan Clostridia. Clostridia merupakan penghasil terbesar asam lemak yang dinamakan short-chain fatty acids (SCFA).

Dalam penelitian sebelumnya di tahun 2011, ilmuwan menemukan bahwa SCFA biasanya mencegah sel dalam usus menjadi terlalu rentan untuk ditembus zat luar, sehingga menyebabkan zat makanan, bakteri, atau komponen berbahaya lainnya masuk ke dalam darah.

Tiga tahun sesudahnya, peneliti mencoba mengimplan Clostridia di usus tikus dan menemukan bahwa Clostridia dapat mencegah alergi karena kacang.

Penelitian tersebut mendukung teori para ahli untuk memberikan aturan diet makanan berserat untuk mencegah alergi.