Minyak Kelapa, Baik atau Tidak?

By , Selasa, 10 Maret 2015 | 16:30 WIB

Minyak kelapa sangat bermanfaat untuk mengurangi kadar kolestrol dan memberikan banyak manfaat lain untuk tubuh, studi membuktikan.

Dr. Walter C. Willett dari Harvard School of Public Health mengatakan: “Selama ini kebanyakan penelitian tentang minyak kelapa adalah efeknya terhadap kadar kolestrol dalam tubuh.”

"Kami tidak mengetahui secara pasti bagaimana minyak kelapa dapat menyebabkan kolestrol hingga penyakit jantung, pun dengan penelitian bahwa minyak kelapa tidak sesehat minyak sayur lain seperti minyak zaitun dan minyak kedelai yang mengandung banyak lemak jenuh penyebab LDL (low-density lipoprotein) atau yang lebih dikenal sebagai lemak/kolestrol jahat, dan juga HDL (high density lipoprotein) atau lemak baik," tambahnya.

Kandungan minyak kelapa yang dapat meningkatkan HDL menjadi keunggulan minyak ini dibanding jenis minyak lain.

Dr.Thomas Brenan, profesor ilmu nutrisi di Cornell University telah menemukan mengapa minyak kelapa selama ini dianggap buruk.

“Kebanyakan penelitian minyak kelapa sebelumnya dilakukan dengan minyak kelapa berhidrogen karena para peneliti ingin membuktikan peningkatan kolestrol yang diujicoba pada tubuh kelinci sebagai upaya pengumpulan data. Minyak kelapa murni, yakni yang belum diberikan atau dicampur dengan beberapa zat kimia lain, bukan sebuah ancaman bagi kesehatan tubuh manusia.”

Dalam makanan terkandung tiga jenis lemak yang berbeda, yakni:

1. Lemak Jenuh

Makanan yang berasal dari hewan dan beberapa tumbuhan mengandung lemak jenuh. Makanan yang berasal dari hewan, daging dan produk olahan susu. Makanan yang berasal dari tumbuhan yang mengandung lemak jenuh, termasuk diantaranya adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan mentega coklat. Lemak jenuh nantinya akan menghasilkan kolestrol baik dan kolestrol jahat.

2. Lemak Tak Jenuh

Lemak  tak jenuh jamak (polyunsaturated fat) dan lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat) merupakan dua jenis lemak tak jenuh yang ditemukan dalam ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, bibit dan beberapa minyak dari tanaman. Contoh makanan yang mengandung lemak tak jenuh adalah: ikan salmon, jenis ikan trout (ikan yang tumbuh di air tawar), alpukat, zaitun, kenari, dan jenis minyak sayur lain seperti kacang kedelai, jagung, kanola, dan bunga matahari.

Penelitian membuktikan bahwa makan makanan yang mengandung banyak lemak tidak jenuh dapat mengurangi LDL (kolestrol jahat) dan meningkatkan kadar HDL (kolestrol baik).

3. Lemak Trans

Lemak trans dihasilkan dengan menambahkan hidrogen ke dalam minyak sayuran melalui proses yang dinamakan hidrogenasi.

Menambahkan lemak trans ke dalam makanan dapat membuat kesegarannya bertahan lama, awet dalam suhu ruangan, dan membuat makanan tidak terasa berminyak.