Kelompok tari Lestari Indonesia didirikan tahun 1997 oleh Niniek Lunde, dosen Bahasa Indonesia di University of California, Berkeley. Misi awalnya adalah untuk ajang silaturahmi bagi ibu-ibu di San Francisco Bay Area sambil belajar tarian Indonesia.
“Tadinya sih untuk saya secara pribadi, menari di sini jauh dari tanah air, menari hanya merupakan pengungkapan saya untuk kembali ke akar saya, supaya tidak lupa. dan juga sekaligus memperkenalkan dan melestarikan tarian-tarian Indonesia terutama tarian Jawa,” kata Ninie Lunde.
Karena seni tari dan gamelan Bali memang lebih marak di San Francisco Bay Area, maka “Lestari Indonesia Dance Group” pun lebih banyak membawakan tarian Jawa.
Anggota kelompok tari Lestari Indonesia silih berganti. Salah satu anggota yang paling lama bergabung adalah Debby Lumintang. Debby sehari-hari berprofesi sebagai guru pra sekolah.
“Saya belajar juga waktu masih kecil di sekolah, sama pak Sampan Hismanto,” kata Debby.
Walau kebanyakan warga Indonesia, ada juga warga Amerika yang ikut bergabung, seperti Lisa Ho. Lisa yang juga anggota kelompok Gamelan Jawa “Sari Raras” di UC Berkeley, baru 2 bulan bergabung dengan kelompok tari ini.
Lisa mengatakan, “Sebenarnya waktu saya mahasiswa, saya sempat ikut pertukaran mahasiswa dari UCLA dan belajar di Jogja sama Romo Sas. Kira-kira saya belajar tari Jawa selama tiga tahun, tapi setelah lulus, menikah dan punya anak, masuk kerja, tidak sempat menari lagi dan tidak ada gurunya. Setelah tahu ibu Niniek, saya senang sekali dan ingin ikut menari lagi.”
Tentunya dapat memperkenalkan budaya Indonesia ke publik Amerika mempunyai makna tersendiri, apalagi bagi anggota seperti Endah Hart yang sewaktu di Indonesia malah tidak pernah menari.
“I am proud to what I am doing. Bangga, bangga kalau saya bisa menari. Justru saya gak bisa menari di Indonesia tapi saya bangga bisa menarikan tarian Indonesia di negara lain,” kata Endah menutup wawancara dengan tim VOA.