Saat mengetik Labuan Bajo di mesin pencari informasi Google, yang muncul pada laman pertama adalah informasi berbahasa Inggris. Mungkin bagi beberapa orang yang tidak ngeh dengan nama Labuan Bajo akan mengira daerah ini berada di luar Indonesia. Padahal Labuan Bajo ini terletak di ujung paling barat Flores, Nusa Tenggara Timur.
Kecantikan pantai-pantai di sekitar Labuan Bajo sudah tersohor di kalangan pelancong dalam negeri dan juga luar negeri. Biasanya mereka "mampir' ke Labuan Bajo untuk mengeksplor lebih jauh Taman Nasional Komodo dan juga daerah sekitar Flores. Banyak paket yang ditawarkan untuk menikmati pulau ini dengan cara berlayar, mulai dari yang harga bersahabat ala backpacker sampai menyewa yacht mewah seperti yang pernah dirasakan aktris cantik Gwyneth Paltrow beserta kedua anaknya.
Mengetahui perkembangan pariwisata maritim di daerah tersebut, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), BUMN yang bergerak dalam jasa angkutan penyebrangan untuk penumpang kendaraan dan barang ini berencana mengembangkan pelabuhan di daerah Labuan Bajo.
"ASDP berada dalam posisi penyediaan fasilitas dan sarana, Fasilitasnys apa? Pelabuhan dan sarananya kapal laut. ASDP juga membaca kebutuhan, baik di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB (Nusa Tenggara Barat). Nah salah satu kita lihat, kami minggu lalu baru saja kembali dari NTT, ke Labuan Bajo juga. Itu kan pusat wisata. Seperti yang kita tahu di sana luar biasa, ada tempat wisata yang jadi 7 keajaiban dunia, yaitu Taman Nasional Komodo."
"Kita harus menyediakan fasilitas di sana, yaitu pelabuhan untuk kapal-kapal pariwisata. Kapal-kapal seperti kapal cepat. Bagaimana kita menarik orang Australia untuk berwisata ke Labuan Bajo. Kapalnya aman, orangnya selamat dan tentunya ada kaitannya multiple effect-nya yaitu pertumbuhan hotel, restauran untuk perkembangan pariwisata," tutur Youlman Jamal, Direktur Usaha Penyebrangan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), saat ditemui di Gedung ASDP, Cempaka Putih, Jakarta Timur, Rabu (11/3).
Dalam proyek pengembangan ini, ASDP hanya fokus pada perbaikan pelabuhan bukan kapal. Karena sejauh ini yang ASDP miliki hanya kapal Ro-Ro, untuk mengangkut barang, kendaraan dan penumpang.
"ASDP bukan di kapal cepat, yang kami punya kan Ferry Ro-Ro, kita mengetahui pemilik kapal cepat sendiri itu mereka orang-orang yang berpenghasilan tinggi itu punya sendiri. Dia kan perlu tempat untuk menyandarkan kapal dan berpergian serta kapal itu juga bisa mendatangkan uang untuk orang lain. Itu salah satu fokusnya. Makanya harus merencanakan mengembangkan Labuan Bajo, selain Ferry Ro-Ro juga untuk kapal-kapal pariwisata dan yacht," jelasnya.
Tidak main-main, proyek pengembangan Labuan Bajo ini rencananya akan dikerjakan tahun ini. Saat ini, ASDP sedang menghitung biaya untuk "menyulap" pelabuhan tersebut tak hanya layak namun juga memberikan kenyamanan bagi setiap pemilik kapal dan wisatawan.
"(Biaya) belum. Lagi perhitungan saja, tapi tahun ini. Kita harus memberikan kenyamanan. Semua potensi harus kita garap. Dan ini (Labuan Bajo) cukup potensial, baik kalangan menengah ke atas ataupun ke bawah," tandasnya.