Sejak Sabtu (14/3), angin topan bertiup dari kepulauan Vanuatu di Pasifik. Akibat kejadian itu, kerusakan dan beberapa orang tewas.
Pejabat-pejabat PBB mengatakan, mereka khawatir angin topan Pam akan lebih buruk lagi setelah angin menyeberangi pulau utama Vanuatu. Diperkirakan kecepatan angin mencapai 270 kilometer per jam, dan dikhawatirkan dapat menghancurkan seluruh desa serta merobohkan tiang-tiang listrik dan menumbangkan pohon-pohon.
Badan-badan bantuan berharap mulai mengirim bahan-bahan kebutuhan hari Minggu (15/3), sewaktu bandara di Port Vila dibuka.
Angin topan Pam telah sempat membuat komunikasi di banyak pulau terluar menjadi putus. Sehingga perlu waktu untuk mengetahui kerusakan yang terjadi akibat hantaman topan Pam.
Memakan korban
Lembaga Koordinasi Bantuan Kemanusiaan PBB (UNOCHA) menyatakan sebanyak 44 orang tewas di Provinsi Penama, bagian timur laut Vanuatu. Namun, lanjut lembaga itu, laporan itu masih harus dikonfirmasi lebih lanjut.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan pihaknya siap mengirim tim tanggap darurat ke Vanuatu jika diperlukan.
“Ada angin, hujan, banjir, longsor, air pasang, dan badai yang sangat merusak. Kami masih meninjau situasi, namun kami bersiap membantu,” kata Bishop.
Terletak di bagian timur Australia, Vanuatu ialah negara berpopulasi 267.000 orang yang tersebar di 65 pulau. Sebanyak 47.000 di antara mereka bermukim di ibu kota Port Vila.
Sebelum menerjang Vanuatu, Topan Pam terlebih dahulu melanda sejumlah negara di Pasifik, termasuk Kiribati dan Kepulauan Solomon.