Sememtara itu, Mentri Keluatan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap kerjasama pemerintah dan swasta dalam konservasi satwa liar. "Saya yakin banyak pengusaha yang juga memiliki kepedulian lingkungan atau perusahaan besar yang punya dana CSR untuk mengamankan dan menjaga taman nasional seperti ini," papar Susi.
Susi menambahkan bahwa taman nasional ujung-ujungnya jadi tidak terawat: airnya, ada pembalakan. Dia juga berharap tidak hanya hutan yang dilindungi tetapi juga terumbu karangnya.
Pada 2003 dan 2005, Susi pernah mengunjungi kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation. "Katanya sekarang lobster dan ikannya banyak," tambahnya.
Selain mengelola kawasan daratan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan seluas 50 rubu hektare, Tamblib Wildlefe Nature Conservation juga turut mengelola Cagar Alam Laut bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam Lampung.
"Kami konsisten, dan ternyata, dengan bimbingan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pelepasliaran dalam proses yang terus-menerus berjalan," jelas Tomy Winata, pemilik Tambling Wildlife Nature Conservation.
Tomy berharap semakin banyak masyarakat dan pengusaha bekerja bersama dan mendukung program TWNC atau melakukan sendiri upaya konservasi satwa. "Karena, tugas penyelamatan konservasi, bumi, laut dan lingkungan menjadi tanggung jawab seluruh stakeholder dan pengusaha yang mampu."
Tomy juga menegaskan bahwa usaha peneyelamatan tidak hanya harimau, tapi semua jenis binatang. "Harimau hanya salah satu mata rantai penting bagi ekosistem dan keseimbangan di bumi Sumatra."