Cerdik Dalam Memanfaatkan Air

By , Minggu, 22 Maret 2015 | 10:30 WIB

Air adalah sumber kehidupan manusia. Tubuh manusia dapat bertahan berminggu-minggu tanpa makanan. Sedangkan tanpa air, manusia hanya dapat bertahan beberapa hari saja. 

Air juga penyelamat hidup manusia. Contoh sederhana, cuci tangan. Kegiatan ini merupakan cara terbaik untuk menghilangkan kuman sumber penyakit. 

Sebanyak 50-65 persen tubuh manusia terdiri dari air, bahkan bayi baru lahir mengandung 78 persen air. Setiap harinya, manusia butuh untuk minum, memasak, atau keperluan lain.

Tahukah Anda bahwa satu dekade ini, 748 juta manusia tidak memiliki akses untuk memperoleh air minum. Sementara 2,5 miliar orang di dunia tidak memiliki sanitasi yang baik.

Ketika urbanisasi juga memengaruhi ketersediaan air, kita diajak untuk semakin bijak. Hari ini, satu dari dua orang di Bumi tinggal di wilayah perkotaan. Kawasan Metropolitan tumbuh dengan sangat pesat, begitu pula kebutuhan akan air. 

Belum lagi dengan pertambahan industri yang kian menjamur. Pertumbuhan industri mau tidak mau terus menguras air. Anda dapat bayangkan, sepuluh liter air digunakan untuk menghasilkan selembar kertas, dan 91 liter air untuk membuat 500 gram plastik. 

Jumlah air yang dikeluarkan, nampaknya tidak sebanding dengan barang industri yang dihasilkan. 

Kebutuhan air untuk bidang industri manufaktur diperkirakan akan terus meningkat. Setidaknya dari tahun 2000 hingga 2050, jumlah peningkatan akan melonjak hingga 400 persen. Kenaikan jumlah air yang dibutuhkan ini banyak terjadi di negara berkembang.

Belum lagi dampak negatif akibat perubahan iklim pada sumber air tawar. Meningkatnya emisi gas rumah kaca kian memperburuk persaingan mencari air tawar bersih. 

Air sumber kehidupan di Bumi. Tanpa air, tidak ada kehidupan. Sudah sepantasnya, kita manusia bijak dalam memanfaatkan air.