Anthropocene: Zaman Baru, Zaman Manusia

By , Selasa, 24 Maret 2015 | 08:00 WIB

Para ilmuwan sedang mempertimbangkan untuk mengubah skala waktu geologi berdasarkan kemunculan peradaban manusia yang disebut "age of men" atau "Anthropocene". Perhitungan penanggalan tersebut rencananya dimulai tahun 1610.

Namun kendalanya: apakah jejak munculnya manusia bisa dijadikan acuan yang layak untuk mengubah ulang skala waktu tersebut?

Pada dasarnya, penamaan suatu era oleh para geolog dimulai ketika mereka menemukan sesuatu yang benar-benar baru. Hal yang ditemukan itu bisa saja berasal dari debu pada komet yang membunuh dinosaurus, atau dari fosil yang ditemukan ataupun hilang akibat terjadinya evolusi atau kepunahan massa.

Selama ini kita setia pada skala waktu geologis yang disebut era Holosen, skala waktu yang dimulai saat berakhirnya Zaman Es (ice age), yang terjadi sekitar 9300 SM.

Sebuah laporan hasil studi yang diterbitkan jurnal online Nature menyatakan bahwa titik mula era Anthropocene seharusnya dihitung per tahun 1610, tahun dimana bangsa Eropa mulai menjelajah Amerika. Namun para ilmuwan membantah ide tersebut. Dinilai, peristiwa tersebut masih kurang dramatis untuk mengubah penanggalan geologis.

Peneliti menyarankan tahun 1610 karena tahun itu merupakan tahun terakhir dimana karbon dioksida ada pada titik paling rendah di inti es.

Tahun 1800 juga disarankan sebagai tahun dimulainya penanggalan Anthropocene, dimana pada tahun itu terjadi peristiwa Revolusi Industri di Eropa. Tahun 1964 pun masuk nominasi, mengingat pada tahun tersebut kegiatan uji coba nuklir (dan bahan radioaktif lain) sudah mencapai puncaknya, sehingga meninggalkan jejak materi nuklir di seluruh planet.

Namun, keputusan penanggalan skala waktu Anthropocene akan diumumkan tahun depan oleh Anthropocene Working Group, yang terdiri dari ahli geolog yang ditugaskan untuk menentukan apakah istilah Anthropocene "layak (secara ilmiah)" dan "berguna sebagai istilah formal untuk komunitas-komunitas sains."