Zat Merkuri di Lautan Artik Berdampak Penurunan IQ pada Anak

By , Senin, 30 Maret 2015 | 15:00 WIB

Anak-anak bangsa Inuit di Antartika Utara mengalami penurunan IQ akibat konsumsi panganan laut yang terkontaminasi merkuri. Makanan-makanan bangsa Inuit tiap harinya adalah makanan tradisional hasil produksi laut: ikan, paus Beluga, anjing laut, dan walrus.

Dampak pengonsumsian hasil laut yang terkontaminasi merkuri tersebut juga dialami oleh bayi-bayi yang masih dalam janin.

Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan di Kanada dan Amerika membuktikan bahwa anak-anak Inuit yang terkontaminasi merkuri sejak dalam janin berisiko mengalami kelemahan IQ empat kali lebih besar dibanding mereka yang mengonsumsi panganan laut secara langsung.

Selama ini penelitian juga dilakukan demi membuktikan manfaat dan kerugian dari mengonsumsi seafood bagi wanita hamil dan janinnya. Ikan dan mamalia laut memang kaya akan omega 3, yang bermanfaat untuk proses kembang otak, sedangkan seafood yang ikannya terkontaminasi merkuri dan zat-zat berbahaya lainnya akan menyebabkan gangguan kesehatan yang berakibat fatal bagi kesehatan janin.

Dalam penelitian terakhir yang dilakukan di Quebec, anak-anak Inuit memiliki selisih presentasi penurunan IQ yang sedikit lebih tinggi daripada kebanyakan anak-anak di Amerika. Tingginya resiko penurunan IQ yang hampir sama dengan anak-anak Inuit tersebut disebabkan tingginya konsumsi seafood oleh anak-anak di Amerika, terutama mereka yang leluhurnya keturunan Cina.

Memang, kadar merkuri dalam laut kian meningkat beberapa tahun belakangan, akibat adanya pembakaran terumbu karang yang terjadi di Asia. Arus laut membawa air yang terkontaminasi merkuri dan bahan-bahan lainnya ke utara, memberikan resiko kesehatan bagi kehidupan di sekitar lautan Artik.