Merkurius, planet paling dekat dengan Matahari sekaligus juga merupakan planet terkecil di antara kedelapan planet di Tata Surya seringkali diduga tidak memiliki atmosfer. Tapi memang tidak mengherankan karena gaya tarik yang sangat lemah menyebabkan planet yang satu ini tidak mampu mempertahankan atmosfernya. Artinya, tidak ada atmosfer tipis seperti di Mars atau jangan berharap akan bisa menemukan atmosfer seperti di Bumi.
Tapi tak berarti Merkurius tidak memiliki atmosfer. Planet pertama di Tata Surya ini memiliki atmosfer yang sangat tipis di sekeliling planet. Sayangnya, keberadaan Merkurius yang sangat dekat dengan Matahari, gravitasi yang lemah dan tiupan angin Matahari secara berkala menyebabkan atmosfer di Merkurius terabaikan kehadirannya. Interaksi yang rutin dengan Matahari juga menyebabkan atmosfer di Merkurius disapu ke angkasa.
Akan tetapi, ketika angin Matahari menyapu atmosfer Merkurius, pada saat yang sama ada gas yang selalu ditambakan ke atmosfer planet tersebut. Akibatnya, selalu saja ada lapisan atmosfer yang sangat tipis di planet ini. Komponen penyusun atmosfer Merkurius adalah hidrogen, helium, sodium, kalsium, magnesium dan potassium. Selain itu ditemukan juga jejak argon, karbon dioksida, air, nitrogen, xenon, krypton. neon. dan kalsium.
Seperti yang sudah disebutkan, secara rutin angin Matahari menyapu planet ini dan menambahkan gas di atmosfer Merkurius. Karena angin Matahari dususun oleh Hidrogen dan Helium, maka asal mula hidrogen dan helium di atmosfer Merkurius dapat dilacak keberadaannya. Untuk atom yang lebih berat dari helium diduga berasal dari peluruhan radioaktif di kerak planet. Selain itu, tabrakan meteor berukuran mikro dengan planet Merkurius juga menjadi sumber komponen atmosfer bagi planet tersebut.
Pada tahun 2008, wahana Messenger menemukan kehadiran air di atmosfer Merkurius. Keberadaan air tersebut diduga berasal dari pertemuan hidrogen dan oksigen di atmosfer atau dari tabrakan dengan meteor yang berukuran mikro.