Penghematan daya listrik yang terjadi di Jakarta saat Earth Hour tadi malam hanya sebesar 165 megawatt. Kepala Divisi Humas PLN Bambang Dwiyatno mengatakan hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor. "Hal ini diperkirakan pengaruh faktor cuaca, di mana pada saat perayaan Earth Hour di beberapa daerah cuaca cukup panas. Sehingga mendorong orang untuk menyalakan pendingin udara (AC)," ujar Bambang kepada Kompas.com, Minggu (29/3). Bambang mengatakan konsumsi listrik untuk pendingin ruangan (AC) pada rumah tangga dan juga gedung-gedung lebih besar jika dibandingkan dengan lampu dan alat elektronik lain. Pada jam pelaksanaan Earth Hour tadi malam, kata Bambang, masih banyak masyarakat yang menyalakan pendingin ruangannya karena tidak tahan dengan cuaca panas. Sehingga, pemadaman lampu yang mereka lakukan menjadi tidak begitu berpengaruh. "Apalagi sekarang sudah ada lampu LED. Lampu LED itu lebih hemat lagi daripada lampu hemat energi," ujar Bambang.Atas hal tersebut, Bambang menyimpulkan bahwa partisipasi masyarakat atas Earth Hour masih kurang. Meski demikian, Bambang tetap berterimakasih kepada masyarakat yang telah berpartisipasi dalam Earth Hour. Bambang juga mengingatkan bahwa menghemat listrik tidak akan mengurangi kenyamanan masyarakat. Biaya rekening listrik akan turun dan masyarakat juga bisa berpartisipasi dalam mengurangi pemanasan global. Sambil bergurau, Bambang juga menambahkan bahwa ia berharap jika giat Earth Hour bukan hanya mematikan lampu satu jam saja. "Mungkin sekalian mematikan lampu dan AC ha-ha," ujar Bambang. Sebelumnya, Bambang Dwiyanto mengatakan memang terjadi penurunan beban listrik di Jakarta saat Earth Hour tadi malam. Akan tetapi, penurunan tersebut tidak terlalu tinggi. Bambang mengatakan, pada pukul 20.30 WIB malam tadi, daya listrik di Jakarta masih tinggi. Padahal, pukul 20.30 WIB merupakan waktu dimulainya Earth Hour. Menjelang pukul 21.00 WIB, daya listrik di Jakarta pun turun sebanyak 165 mega watt. Kemudian, menjelang pukul 21.30 WIb, daya listrik kembali naik. Bambang pun membandingkan kondisi tersebut pada hari dan waktu yang sama dua minggu lalu. Hasilnya, beban daya listrik pada pukul 20.30 WiB hingga 21.30 WIB di Jakarta dua minggu lalu sebesar 3.487 mega watt. Sementara, ketika pelaksanaan Earth Hour, beban daya listrik sebesar 3.322 mega watt. Terjadi penurunan sebesar 165 mega watt.