Kopilot Germanwings Diduga Punya Gangguan Penglihatan

By , Senin, 30 Maret 2015 | 15:30 WIB

Kopilot yang menabrakkan pesawat Germanwings dengan nomor penerbangan 9525 dari Barcelona menuju Dusseldorf di lereng Gunung Alpen, Perancis, diduga mengalami masalah dengan matanya.

Meski begitu, belum juga jelas mengapa Andreas Lubitz, melakukan tindakan yang tak masuk akal itu.

Surat kabar Jerman, Bild, melaporkan bahwa penyelidik menemukan bukti bahwa Lubitz takut kehilangan penglihatannya akibat penyakit ablasio retina. Ablasio retina, atau detached retina, adalah kondisi terpisah atau terlepasnya retina dari jaringan penyokong di bawahnya.

Sebelumnya, mantan kekasih Lubitz, seorang pramugari bernama Maria W, 26, mengklaim pada Sabtu bahwa Lubitz takut penyakitnya akan membuat ambisi seumur hidupnya untuk menjadi pilot dalam jangka waktu panjang, pupus.

Bild juga memberitakan bahwa kapten pilot Germanwings yang terkunci di luar berteriak "Demi Tuhan, buka pintu ini!" kepada Lubitz saat ia mencoba mendobrak pintu sesaat sebelum kecelakaan pada Selasa (24/3), menewaskan 150 orang di dalamnya.

Para penyelidik mengatakan kapten pilot lalu kembali berteriak, "Buka pintu sialan ini!", namun tak dijawab oleh Lubitz.

Koran Jerman yang lain, Welt am Sonntag, mengutip seorang peneliti senior yang mengatakan kopilot berusia 28 tahun itu "pernah dirawat oleh beberapa ahli saraf dan psikiater."

Sejumlah obat juga telah ditemukan di apartemennya di kota Dusseldorf, Jerman.Polisi menemukan pula catatan pribadi yang menunjukkan bahwa Lubitz menderita "gejala stres berlebihan subjektif yang parah," menurut surat kabar itu.

Lufthansa, perusahaan induk dari Germanwings, mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kondisi psikosomatis atau penyakit lain yang mempengaruhi Lubitz.

"Kami tidak memiliki informasi tentang itu," kata juru bicara Lufthansa.

Seorang juru bicara jaksa umum di Dusseldorf menolak untuk mengomentari berbagai laporan media Jerman, dan menambahkan bahwa tidak akan ada pernyataan resmi sebelum Senin besok.

Namun penyelidik belum bisa memastikan apakah masalah utama Lubitz adalah persoalan penyakit fisik, atau penyakit psikosomatis, yakni ketika masalah fisik mengakibatkan masalah psikologis seperti stres