Astronaut Amerika Serikat Scott Kelly dan kosmonaut Rusia Mikhail Kornienko memulai tugas mereka selama 12 bulan di Stasiun Antariksa Internasional.
Mereka resmi meluncur dari Baikonur, Kazakhstan ke antariksa pada hari Sabtu (28/03), kata NASA.
Ini akan menjadi misi mengorbit bumi terlama pada ketinggian 400 km.
Ilmuwan berharap, setelah misi tersebut selesai, mereka dapat memahami dampak dari hidup di luar angkasa dengan nol gravitasi pada tubuh manusia dalam kurun waktu yang lama.
Badan antariksa mengatakan data yang berhasil didapatkan akan sangat berharga untuk melancarkan misi ke Mars.
Turut bergabung bersama mereka adalah kosmonot Gennady Padalka.
Namun Padalka hanya akan bertugas selama enam bulan.
Dampak pada tubuh
Pengetahuan tentang bagaimana mengurangi beberapa efek buruk dari tinggal di daerah dengan nol gravitasi berkembang seiring dengan waktu.
(Baca juga: NASA Teliti Dampak Penerbangan Antariksa pada Tubuh Astronaut)
Besar harapan, Kelly dan Kornienko akan kembali dalam kondisi yang lebih baik daripada astronaut terdahulu.
Nutrisi dan olahraga teratur sekarang dicanangkan untuk mencegah tulang keropos dan melemah yang dialami astronaut-astronaut sebelumnya.
Namun, ada masalah lain yang masih perlu dipelajari dan pahami oleh para dokter.
Tinggal di luar angkasa diduga berdampak pada fungsi kekebalan tubuh lainnya, seperti adanya kekhawatiran yang cukup besar mengenai kerusakan pada mata.
Ini adalah fenomena yang baru diakui, dan tampaknya terkait dengan cara cairan didistribusikan dalam tubuh yang ringan.