Nasib Gajah Dunia di Tangan Pemerintah Afrika

By , Senin, 30 Maret 2015 | 18:00 WIB

Soal urusan jual beli gajah, orang-orang Zimbabwe tidak berkeberatan melakukan kerja sama ke seluruh dunia. Menteri lingkungan, air dan iklim Zimbabwe Savior Kasukuwere, berkata dalamdiskusi internasional African Elephant Summit 2015 yang diselenggarakan di Botswana, para delegasi ditanya mengenai kasus rencana ekspor bayi gajah oleh Zimbabwe’s Hwange National Park.

Kegiatan jual beli gading gajah secara illegal bukan barang baru di Afrika, Zimbabwe pada khususnya. Namun, seperti ada yang tidak ingin diakui oleh pemerintah Afrika mengenai hal tersebut.

“Kasus yang sebenarnya terjadi di Hwange adalah, pihak kebun binatang hanya ingin melakukan pemerataan jumlah populasi gajah di tiap wilayah di seluruh negeri,” tegas Kasukuwere. “tidak ada maksud untuk menjual gading gajah secara ilegal,” tambahnya.

Pemerintah mengatakan mereka memiliki jumlah gajah yang sangat banyak di kebun binatang Hwange, dan mereka sedikit kewalahan dengan jumlah tersebut. Tercatat sekitar 54.000 ekor gajah yang dipelihara di kebun binatang seluas 5600 mil persegi itu.

Meski Kasukuwere kerap mengatakan pihak kebun binatang tidak pernah berusaha menjual seekor pun gajah di kebun binatang tersebut, perwakilan dari CITES (Convention of International Trade of Endangered Species--tugasnya memonitor pembunuhan gajah secara ilegal) yang juga menghadiri acara tersebut mengumumkan bahwa menurut data, angka penjualan gajah selalu statis tiap tahunnya.

Pada program yang dicanangkan oleh organisasi CITES tersebut, peneliti mendata jumlah gajah yang mati akibat perdagangan ilegal dari temuan bangkai di sepanjang wilayah patroli. Sampai pada tahun 2012, populasi gajah di Afrika sudah sampai pada angka 434.000 ekor. Namun dengan kian maraknya penjualan bayi gajah yang terjadi dalam tiga tahun belakangan ini, anggota CITES memperkirakan jumlah gajah kian turun di tahun 2015.

Beberapa solusi yang dinilai dapat mengurangi angka kematian dan jual beli gajah secara ilegal di Afrika adalah dengan menghimbau negara dengan konsumen gading ilegal terbesar di dunia, Cina, untuk melarang warganya mengimpor gading dari Afrika. Langkah kedua adalah dengan menghimbau pemerintah lokal untuk fokus pada upaya ini dengan tidak melakukan korupsi terhadap dana yang dibutuhkan untuk menekan bencana tersebut.