Tiga Tokoh Ini Ternyata Mantan Mata-Mata Perang Dunia II

By , Kamis, 2 April 2015 | 07:00 WIB

Roald Dahl

Sebelum menjadi terkenal dari karya-karyanya, penulis Charlie and The Chocolate Factory dan Matilda ini dulunya merupakan anggota mata-mata orang Inggris di Washington DC. Penulis kelahiran Welsh ini bergabung dengan angkatan udara Royal Air Force pada tahun 1939 dan dilatih untuk menjadi pilot. Di tahun 1942, setelah mengalami cedera yang memaksanya berhenti meniti karier penerbangan, Dahl bergabung pada sebuah jaringan mata-mata British Security Coordination (BSC) di Washington. Grup tersebut bertugas untuk menumbuhkan propaganda dan melaporkan segala aktivitas rahasia yang dibuat bertujuan untuk meyakinkan Amerika Serikat untuk bergabung melawan Jerman.

Dalam perannya sebagai agen rahasia, Roald Dahl berusaha mendekati beberapa tokoh-tokoh penting dan berpengaruh di AS dengan tujuan mengumpulkan informasi mengenai skema politis AS.

Josephine Baker

Penari Afrika-Amerika yang meroket di Perancis ini ternyata dulunya pernah bergabung sebagai detektif dan mata-mata kelompok Pemberontakan Perancis, suatu kelompok yang melawan pendudukan Jerman di Perancis. Kecintaannya pada Perancis yang mengharumkan namanya sebagai penari, penyanyi, aktris, dan kebenciannya terhadap aksi rasisme NAZI membuat ikon Jazz di tahun 1920an ini bergabung sebagai anggota mata-mata yang sangat lihai. Statusnya sebagai aktris mempermudah kerjanya sebagai mata-mata di seluruh Eropa tanpa menimbulkan kecurigaan sedikitpun, membantunya mendapatkan informasi yang berharga untuk kepentingan kelompoknya.

Graham Greene

Penulis berkebangsaan Inggris Graham Greene telah menjadi seorang penulis kisah petualangan resmi saat ia bergabung menjadi mata-mata untuk MI6, badan intel Inggris, di tahun 1941. Ia ditempatkan di kota Freetown, Sierra Leone selama satu tahun lebih. Tugasnya adalah menangkap kapal-kapal yang berlayar dari Afrika ke Jerman yang membawa berlian dan dokumen-dokumen berharga dari negerinya.