Fenomena gerhana bulan akan menyapa Indonesia pada Sabtu (4/4), bertepatan dengan malam Paskah. Bulan merah darah itu bisa disaksikan dari seluruh Indonesia. Agar bagian paling menarik fenomena tersebut bisa diamati, beberapa trik diperlukan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah lokasi pengamatan, waktu pengamatan, serta arah pandang dan peralatan.
Bagian paling menarik dari gerhana bulan adalah totalitasnya. Saat itulah, bulan akan berada pada area bayangan Bumi dan berubah merah darah. Totalitas gerhana nanti bakalan terjadi antara pukul 18.58 - 19.02 WIB, 19.58 - 20.02 WITA, atau 20.58 - 21.02 WIT.
Berdasarkan waktu tersebut, maka Bulan masih berada di dekat tempat terbitnya saat gerhana terjadi. Jadi, untuk mengamati totalitas gerhana, pengamat harus mengarahkan mata ke timur.
Lokasi pengamatan sebaiknya wilayah yang jauh dari polusi cahaya dan lapang, tak ada obyek yang menghalangi pandangan terutama di arah timur. Lokasi tersebut bisa alun-alun ataupun di lantai teratas sebuah gedung.
Bila Anda ingin mengabadikan fenomena gerhana, ada baiknya memilih lokasi yang dekat dengan landmark agar foto lebih menarik. Warga Jakarta misalnya, bisa mengabadikan gerhana di dekat Monumen Nasional ataupun Kota Tua.
Waktu pengamatan bisa menyesuaikan dengan minat, ingin mengamati seluruh tahap gerhana atau hanya ingin totalitasnya. Hanya saja, perlu diingat bahwa hanya warga Indonesia timur yang bisa melihat seluruh tahapan gerhana.
Fase gerhana bulan diawali ketika bulan memasuki bayang-bayang tambahan bumi atau penumbra. Fase ini akan dimulai pada pukul 16.02 WIB, 17.02 WITA, atau 18.02 WIT. Dengan demikian, hanya warga Indonesia timur yang bisa melihatnya.
Bulan akan memasuki area bayang-bayang inti bumi atau umbra pada pukul 17.16 WIB, 18.16 WITA atau 19.16 WIT. Pada waktu tersebut, akan terjadi gerhana bulan sebagian. Fase ini bisa dilihat oleh warga Indonesia tengah dan timur.
Fase totalitas gerhana bisa dilihat oleh seluruh warga Indonesia. Demikian juga fase umbra dan penumbra akhir. Fenomena gerhana nanti malam bisa disaksikan hingga pukul 20.45 WIB.
Gerhana bulan kali ini unik karena tiga hal, menjadi satu-satunya gerhana yang bisa dilihat dari Indonesia tahun 2015, merupakan gerhana ketiga dari seri gerhana bulan tetrad, serta gerhana bulan terpendek abad 21 dengan totalitas hanya 4 menit 43 detik.
Dengan keunikan tersebut, gerhana nanti menarik untuk diamati. Diprediksi, warna merah darah gerhana nanti takkan segelap biasanya karena jarak Bumi dan Bulan yang relatif jauh. Lewat pengamatan, Anda bisa melihat, semerah apa sih gerhana nanti?
Fenomena gerhana diprediksi lewat perhitungan. Gerhana nanti cukup kontroversial karena perbedaan jenis perhitungan menghasilkan fenomena gerhana bulan berbeda, demikian juga durasi puncak gerhananya.
Aplikasi astronomi Starry Night dan Stellarium menunjukkan, fenomena yang akan terjadi nanti adalah gerhana bulan sebagian. Perhitungan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menunjukkan, fenomena yang terjadi nanti adalah gerhana bulan total. Dengan merukyat gerhana nanti, Anda bisa ikut membuktikan perhitungan yang benar. Apapun jenis fenomenanya nanti, itu akan tetap penting untuk memperbaikai sistem perhitungan untuk memerkirakan fenomena astronomi.