Kelahiran Bintang Diamati Secara Langsung

By , Minggu, 5 April 2015 | 12:15 WIB

Para astronom telah menyaksikan tahapan kelahiran bintang baru. Mereka menggunakan dua teleskop radio dan pengamatan memakan waktu 18 tahun. Bintang muda itu jauhnya 4.200 tahun cahaya dari Bumi dan tampaknya dikelilingi oleh awan debu berbentuk donat.

Awan itu memperlambat angin panas berion yang diledakkan bintang itu ke ruang angkasa, menyebabkan terbentuknya kolom memanjang tegak lurus ke cincin berdebu itu. Hasil penelitian baru menunjukkan gambaran "sebelum dan sesudah" pembentukan kolom itu.

Gambar-gambar itu ditangkap oleh Very Large Array, susunan 27 antena di gurun New Mexico, dan diterbitkan dalam jurnal Science. "Perbandingannya luar biasa," kata salah satu penulis laporan itu Carlos Carrasco-Gonzalez, dari National Autonomous University of Mexico. Disebutkan, angin yang pepal dan bulat yang ditunjukkan oleh data dari tahun 1996, bertransformasi dalam 18 tahun menjadi "memanjang".

Wajib ditontonBintang muda itu sekitar 300 kali lebih terang dibanding Matahari dan diberi nama  menarik: W75N (B) -VLA2. Bisa mengamati kejadian pertumbuhan yang dramatik itu merupakan pengalama unik, kata Prof. Huib van Langevelde dari universitas Leiden, Belanda, yang juga salah satu penuklis laporan ini.

Data 2014 menunjukkan angin yang jauh lebih memanjang yang muncul dari yang dianggap cincin debu. "Benda langit ini memberikan kita kesempatan hebat untuk menonton perkembangannya selama beberapa tahun ke depan, mengingat bintang sangat muda ini mengembangkan karakteristik morfologi aliran bipolar," kata Prof van Langevelde, yang juga bekerja di JIVE, Institut Bersama untuk VLBI di Eropa.

VLBI (very long baseline interferometry) adalah metode membandingkan sinyal antara antena-antena ruang angkasa, yang hasilnya bisa diandaiakan merupakan simulasi atas satu teleskop raksasa.

!break!

Salah satu temuan utama yang sudah muncul dari pengamatan atas W75N (B) -VLA2 terkait pada pengamatan sebelumnya yang dipimpin oleh ilmuwan JIVE, yang pada tahun 2009 menemukan jejak medan magnet berskala besar di wilayah ruang angkasa itu dan melaporkan bahwa kawasan yang mengelilingi bintang muda selaras dengan itu.

Sekarang, tampaknya aliran memanjang yang meledak hanya dalam kurun 18 tahun ini juga selaras dengan medan magnet itu - mengisyaratkan bahwa magnet memainkan peran penting dalam pembentukan bintang.

Tim berharap untuk menyaksikan dan mempelajari lebih jauh lagi, karen "Protobintang" itu terus melanjutkan perkembangannya yang penuh gejolak. "Pemahaman kami tentang bagaimana bintang-bintang muda raksasa berkembang jauh kurang lengkap dibanding pemahaman kami tentang bagaimana bintang serupa matahari berkembang, kata Dr Gabriele Surcis, salah satu penulis dari JIVE.

"Akan merupakan hal yang sangat hebat untuk bisa menyaksikan berubahnya suatu bintang,” paparnya. "Benda langit ini memberikan kita kesempatan hebat untuk menonton perkembangannya selama beberapa tahun ke depan, mengingat bintang sangat muda ini mengembangkan karakteristik morfologi aliran bipolar," kata Prof van Langevelde, yang juga bekerja di JIVE, Institut Bersama untuk VLBI di Eropa.

VLBI (very long baseline interferometry) adalah metode membandingkan sinyal antara antena-antena ruang angkasa, yang hasilnya bisa diandaiakan merupakan simulasi atas satu teleskop raksasa.

Salah satu temuan utama yang sudah muncul dari pengamatan atas W75N (B) -VLA2 terkait pada pengamatan sebelumnya yang dipimpin oleh ilmuwan JIVE, yang pada tahun 2009 menemukan jejak medan magnet berskala besar di wilayah ruang angkasa itu dan melaporkan bahwa kawasan yang mengelilingi bintang muda selaras dengan itu.Sekarang, tampaknya aliran memanjang yang meledak hanya dalam kurun 18 tahun ini juga selaras dengan medan magnet itu - mengisyaratkan bahwa magnet memainkan peran penting dalam pembentukan bintang.

Tim berharap untuk menyaksikan dan mempelajari lebih jauh lagi, karen "Protobintang" itu terus melanjutkan perkembangannya yang penuh gejolak. "Pemahaman kami tentang bagaimana bintang-bintang muda raksasa berkembang jauh kurang lengkap dibanding pemahaman kami tentang bagaimana bintang serupa matahari berkembang, kata Dr Gabriele Surcis, salah satu penulis dari JIVE.