Di antara delapan peserta lomba lari ultramaraton "Trans-Sumbawa 200", ada satu srikandi yang juga ikut menjajal aspal jalanan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Perempuan dari Bali yang tertantang menjelajah jalur lomba lari sejauh 320 meter tersebut bernama Lili Suryani.
"Motivasi saya sebenarnya mau mengukur diri. Seberapa jauh kemampuan saya. Setelah lomba ini, mau coba yang lebih ekstrim (jalur) lagi," kata Lili Suryani di Pantai Pototano, Rabu (8/4).
Lili bukan pemain baru di dunia lari. Ia mulai serius menekuni olahraga lari sejak mengikuti Chiang Mai Marathon pada Desember 2013. "Rencana mau ikut Oman Dessert Marathon 2016," tuturnya.
Lomba lari lintas alam dari pantai menuju kaki Gunung Tambora ini, jalur yang ditawarkan sangat menantang. Dari mulai menyusuri jalan di pinggir pantai, membelah bukit, dan berakhir di padang savana di Doro Ncanga.
"Target saya mudah-mudahan dapat finis di bawah 64 jam. Saya sudah siap menikmati keindahan alam NTB," ucapnya sebelum memulai perlombaan.
Pada pukul 08.20 WITA Lili Suryani telah berhasil mencapai kilometer 27 di pinggir Pantai Alas, Sumbawa. Ia berada di posisi belakang bersama Hendra Wijaya, dan Dino Eka Putra.
Para pelari Trans-Sumbawa 200 tadi pagi pukul 05.30 WITA telah memulai ajang lomba lari dengan jarak terjauh di Asia Tenggara. Jarak tempuh Trans-Sumbawa 200 yang mencapai 320 kilometer menjadikannya ajang lomba lari terjauh di Asia Tenggara. Lomba lari ultramaraton Trans-Sumbawa 200 diselenggarakan oleh harian Kompas yang merupakan bagian dari acara Tambora Challenge.
Tambora Challenge diadakan dalam rangka memperingati dua abad letusan Gunung Tambora. Gunung Tambora dapat didaki melalui jalur Doro Ncanga yang merupakan garis finis dari Trans-Sumbawa 200.