WWF Dukung Responsible-Tourism Provinsi NTT

By , Kamis, 9 April 2015 | 14:30 WIB

Taman Nasional Komodo adalah salah satu destinasi wisata Indonesia yang menarik perhatian dunia. Menurut data Kementrian Pariwisata, dalam dua tahun terakhir  kunjungan wisata mancanegara ke Provinsi Nusa Tenggara Timur terus meningkat hingga 9,42%. Sayangnya, aktivitas pariwisata yang tidak dikelola secara bertanggungjawab ini meninggalkan jejak ekologis yang buruk, seperti meluapnya volume sampah plastik yang merusak kelestarian lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.

Dalam rangka penggalakan responsible-tourism di kancah pariwisata Indonesia, WWF kembali terjun untuk memberikan dukungan secara nyata di acara “Peresmian Koperasi Sampah Komodo” yang berlangsung di Desa Batu Cermin, Labuan Bajo. Diwakili oleh CEO WWF-Indonesia, Dr.Efransjah memberikan bantuan yang diserahkan langsung ke Bupati Manggarai Barat, Ch Dulla, dan kemudian diserahkan kepada Ketua Unit Bisnis Kelola Sampah, Adrianus Daru (7/4).

Bantuan yang disalurkan berupa peralatan pengolah sampah rumah tangga, yakni motor pengangkut, mesin pencacah, mesin press sampah, dan mesin jahit plastik. Alat-alat ini tentunya akan digunakan oleh masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Komodo untuk menciptakan produk kreatif daur ulang bernilai ekonomis.

WWF-Indonesia berikan bantuan berupa peralatan pengolah sampah rumah tangga: Motor pengangkut, mesin pencacah, press sampah, dan jahit plastik. (copyright © WWF-Indonesia)

“WWF juga mendukung inisiatif Unit Bisnis Kelola Sampah ini sebagai sebuah ‘learning center’ agar para anggota komunitas dapat saling belajar untuk mengurangi sampah, mengambil nilai ekonomisnya, mendaur ulang sampah hingga nilainya menjadi lebih baik, serta mengajak pihak lain ikut serta dalam proses ini,” ujar Dr. Efransjah menambahkan.

Selain penyaluran bantuan, WWF juga mencanangkan program Tourism Energy Efficiency Investmen Program (TEEIP) yaitu mengajak industri perhotelan di Bali untuk berpartisipasi dalam menghemat energi. Program yang akan berlangsung selama dua tahun ini diharapkan dapat mengembangkan sekaligus mewujudkan pariwisata yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.