Indonesia, Tuan Rumah Gerhana Matahari Total 2016

By , Rabu, 15 April 2015 | 19:00 WIB
()

Pada 9 Maret 2016 mendatang, sekali lagi Indonesia harus menyiapkan diri untuk menjadi tuan rumah dalam menyambut salah satu fenomena alam terakbar di dunia, yaitu Gerhana Matahari Total (GMT). Di antara negara-negara yang dilintasi GMT, Indonesia merupakan negara yang beruntung karena menjadi jalur totalitas GMT 2016. Adapun jalur totalitas tersebut Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

jalur lintas Gerhana Matahari Total 2016 (NASA)

Persiapan untuk menyambut Gerhana Matahari Total 2016 ini diawali dengan lokakarya yang diselenggarakan pada Selasa (14/4) di Auditorium Pusat Sains Antariksa LAPAN, Bandung. Lokakarya yang dihadiri oleh ilmuwan astronomi dari berbagai daerah ini secara resmi dibuka oleh Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, “Gerhana Matahari Total merupakan sebuah peristiwa yang biasa bila dikaji secara ilmiah, hanya saja kapan, dimana, dan bagaimana kita bisa menikmati peristiwa ini yang menjadikannya luar biasa.” ungkapnya mengawali diskusi nasional pagi itu.

Peristiwa langka yang baru bisa kita nikmati pada tahun 2252 ini diharapkan dapat diterima baik oleh masyarakat Indonesia sebagaimana turis asing yang dengan antusias sudah menyiapkan perjalanan untuk menikmati GMT 2016 melalui agen travel mulai dari sekarang.

Selain itu, Prof. Dr. Bambang Hidayat menambahkan bahwa Gerhana Matahari Total yang pernah mewarnai Indonesia pada 1983 dapat menjadi pelajaran bagi pemerintah dan masyarakat. “Di tahun 1983 semua orang dilarang untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total, dokter-dokter menghimbau dengan ancaman mereka akan buta karena menatap cahaya ultraviolet.” jelasnya menyayangkan disinformasi yang terjadi di kala itu.

Perkembangan teknologi yang pesat ini diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk  menyampaikan potensi nasional yang seharusnya dapat mengembangkan Indonesia khususnya di sektor pariwisata. “GMT 2016 ini membawa peluang besar bagi seluruh daerah di Indonesia baik dari segi bisnis maupun pengenalan budaya, khususnya daerah-daerah yang dilintasi GMT.” tambah Bambang  selaku pembicara utama.