Mengapa Manusia Memiliki Dagu

By , Jumat, 17 April 2015 | 14:00 WIB

Dibanding spesies manusia terdahulu, Homo sapiens modern memiliki bentuk dagu yang lebih kecil dan tajam. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, dikatakan bahwa bentuk dagu manusia sekarang ini sebagai akibat gaya tekan rahang yang dihasilkan dari aktivitas mengunyah.

Namun, seorang antropolog dari University of Iowa, Nathan Holton, menemukan bahwa teori tersebut tidak benar. Nyatanya, tulang rahang manusia sudah mampu menahan segala bentuk tekanan sejak usia 3 tahun.

Dalam hasil penelitian yang diterbitkan Journal of Anatomy ini, Holton menyebutkan bahwa bentuk dagu manusia modern adalah bagian dari evolusi tulang rangka manusia yang semakin kecil dari masa ke masa.

Genus Homo, termasuk manusia, Neanderthal, dan jenis manusia purba lainnya, mengalami pengecilan rangka yang paling signifikan, dengan Homo sapien tercatat sebagai yang paling kecil dari jenis lainnya.

Holton menyebutkan bahwa bentuk dagu yang tajam adalah dampak sekunder dari proses pengecilan rangka wajah manusia.

Sedangkan penyebab rangka wajah manusia semakin kecil adalah karena adanya perubahan hormonal yang berhubungan pada berkurangnya aktivitas berbahaya yang dialami manusia sebagai efek domestikasi wajah manusia.

Holton juga meneliti bentuk evolusi hidung genus Homo untuk mendukung penelitian tersebut. Terbukti, rongga nasal tidak perlu ikut membesar atau mengecil mengikuti ukuran tubuh agar dapat menyediakan udara untuk manusia. “Itu berarti, ukuran rangka wajah juga tidak perlu berubah ukuran demi menyesuaikan ukuran hidung atau dagunya.” tutup Holton.