Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Senin (20/4), meminta Tiongkok untuk menghentikan pekerjaan reklamasi yang sedang dilakukannya di wilayah Laut China Selatan yang tengah dipersengketakan.
Jenderal Gregorio Catapang mengatakan "agresivitas" Tiongkok menyebabkan ketegangan di wilayah itu. Komentarnya muncul saat Filipina memulai latihan militer gabungan terbesar dengan Amerika Serikat.
Latihan Balikatan tahun ini melibatkan lebih dari 11.000 personel, yang merupakan latihan terbesar dalam 15 tahun terakhir.
Berbicara di Manila menjelang latihan militer itu, Jenderal Catapang mengatakan kepada para wartawan bahwa bukti-bukti baru reklamasi tanah itu "memberi alasan mendesak untuk memberi tahu seluruh dunia mengenai efek merugikan dari agresivitas Tiongkok".
Ia mengatakan Filipina percaya bahwa "aktivitas reklamasi besar-besaran Tiongkok akan menyebabkan ketegangan di antara negara-negara yang mengklaim, bukan hanya karena dapat menghalangi navigasi, tetapi juga karena kemungkinannya digunakan untuk tujuan militer".
Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, yang menyebabkan adanya tumpang tindih klaim dengan beberapa negara Asia lain termasuk Vietnam dan Filipina.
Negara-negara itu mengatakan Tiongkok melakukan reklamasi tanah secara tidak sah di daerah yang diperebutkan untuk membuat pulau buatan dengan fasilitas yang berpotensi untuk digunakan bagi kepentingan militer.
Baru-baru ini, foto-foto satelit yang dirilis lembaga riset Amerika Serikat CSIS menunjukkan pekerjaan reklamasi yang dilakukan Tiongkok di terumbu karang Mischief yang juga diklaim Filipina.
Tiongkok membela diri dengan mengatakan pembangunan yang dilakukannya untuk membantu orang-orang yang melakukan pencarian, penyelamatan dan penangkapan ikan.