Salah satu dari kejayaan badan antariksa AS (NASA), yaitu Teleskop Antariksa Hubble, menandai ulang tahun ke-25 minggu ini.
Dengan lebih dari satu juga observasi, termasuk untuk beberapa galaksi terjauh dan tertua yang pernah dilihat manusia, tidak ada satelit buatan manusia lainnya yang telah menyentuh pikiran dan hati sebanyak Hubble.
NASA merayakan ulang tahun Jumat dengan upacara-upacara minggu ini di Smithsonian Institution dan Newseum di Washington.
"Hubble telah menjadi bagian dari budaya kita," ujar kepala misi sains NASA, John Grunsfeld, mantan astronot yang terbang dalam tiga misi perbaikan Hubble terakhir.
Hubble diterbangkan ke orbitnya sekitar 563 kilometer di atas Bumi pada 24 April 1990, karena NASA ingin sebuah observatoriaum yang bebas dari distorsi atmosfer dan, dalam beberapa kasus, penyerapan cahaya. Teleskop itu dinamai dari ahli astronomi Amerika Edwin Hubble, yang pada 1920an menemukan bahwa alam semesta berekspansi.
Hubble telah menjelajahi jarak 5,4 miliar kilometer, memutari Bumi hampir 137.000 kali dan membuat lebih dari 1,2 juta observasi dari lebih dari 38.000 obyek langit, menurut Institut Sains Teleskop Antariksa di Baltimore. Obyek-obyek paling jauh yang dilihat oleh Hubble berjarak 13 miliar tahun cahaya dan dalam 400 juta atau lebih tahun terjadinya semesta, dikenal sebagai Big Bang.
Hubble memberikan rata-rata 829 gigabyte data arsip setiap bulan dan telah memproduksi lebih dari 100 terabyte data.
Penemuan
Di awal, Hubble membuktikan eksistensi lubang-lubang hitam super masif, dan menemukan mereka berada di pusat sebagian besar galaksi. Teleskop ini juga membantu menunjukkan usia alam semesta yaitu 13,8 miliar tahun, dengan menentukan tingkat ekspansi alam semesta saat ini dengan ketidakpastian hanya 3 persen, menurut Mario Livio, ahli astrofisika pada lembaga teleskop antariksa tersebut.
Berkat Hubble, ujarnya minggu ini, para astronom sekarang tahu bahwa ekspansi kosmik meningkat karena energi gelap misterius.
Teleskop tersebut juga telah menunjukkan bahwa tingkat kelahiran bintang mencapai puncak di alam semesta sekitar 10 miliar tahun lalu dan telah menurun sejak itu, ujar Livio.
Para astronom telah menerbitkan 12.800 makalah ilmiah berdasarkan data dari Hubble. Beberapa riset tentang supernova, atau bintang yang meledak, berkontribusi pada sebuah Hadiah Nobel untuk Fisika pada 2011.
Grunsfeld dari NASA mengatakan "ada kemungkinan cukup tinggi" bahwa Hubble akan terus bekerja sampai setidaknya tahun 2020. Gravitasi secara perlahan menurunkan teleskop itu dari orbitnya, namun kabar baiknya adalah aktivitas matahari yang rendah membuat atmosfer lebih tipis, sehingga dapat membuat Hubble bertahan sampai 2030an.
Penerus Hubble adalah Teleskop Antariksa James Webb, yang akan diluncurkan pada 2018 ke titik 1,6 juta kilometer jauhnya.