Celana dalam model G-string ternyata sudah ada sejak lama. Orang-orang adat Inuit di wilayah Greenland mengenakannya sejak dua abad lalu.Tak seperti rancangan masa kini yang terbuat dari kain tipis, G-string milik orang Inuit di Greenland terbuat dari bahan yang cukup tebal, yaitu kulit anjing laut yang berbulu.Kulit itu dipotong, dirancang sedemikian rupa, dan dijahit dengan benang yang terbuat dari rusa atau otot paus.Naatsit, demikian G-string kuno itu disebut, dihiasi dengan manik-manik yang dikaitkan bahan dengan semacam benang dari kulit anjing laut.Celana dalam seksi itu ditemukan pertama kali oleh Captain C Ryder, pengembara yang menjelajahi wilayah Ammassalik, tenggara Greenland, pada tahun 1892.Kini, G-string kuno tersebut menjadi koleksi National Museum of Denmark, bersama dengan boots berbulu dan legging kuno.Peter Toft dari National Museum of Denmark kepada Atlas Obscura, Senin (20/4), mengungkapkan, G-string itu ternyata tak cuma dipakai di ruang pribadi. Di dalam rumah, ketika ada tamu kehormatan atau keluarga datang, maka perempuan di satu keluarga bisa tampil hanya dengan G-string tersebut."Ini mengejutkan misionaris Denmark abad 18 dan 19 yang berusaha meyakinkan orang Inuit untuk memakai celana linen. Upaya itu tak berhasil," kata Toft.Kadang-kadang ketika di luar rumah, perempuan suku Inuit menggunakan G-string itu sebagai pakaian dalam dengan terusan di luarnya.Menurut Toft, G-string dibuat dari kulit anjing laut karena bahannya yang tahan lama sekaligus pas dengan udara dingin di Greenland. Bahan kulit anjing laut tak terlalu tebal dan berbulu. Dengan sifat itu, G-string ini tak membuat penggunanya berkeringat dan malah kedinginan karena adanya keringat yang terjebak.