Apakah yang Sahabat cari ketika berpergian jauh? Sekadar lari dari kepenatan, membayar rasa penasaran, atau menantang diri dengan pengalaman baru. Begitu banyak alasan yang membawa kita pergi tetapi sayangnya dengan tujuan yang samar.
Voluntourism merupakan gabungan dari kata ‘volunteer’ dan ‘tourism’ yang mengandung makna sambil berjalan-jala sekaligus menjadi sukarelawan. Jadi, ketika melakukan perjalanan dan singgah di sebuah destinasi wisata, Sahabat bisa melakukan aksi suka rela yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan setempat.Seperti yang dilakukan oleh dua travellerkaskus, Endro dan Agnia Fasza yang memiliki kisah menarik selama ber-voluntourism.
Endro yang ditemui dalam talkshow Voluntourism Kaskus di Amazing Koetaradja Hotel (23/4) berbagi pengalaman menarik ketika berada di Desa Sika, Flores. Awal mula kehadirannya adalah untuk berwisata sebelum ia menemukan potensi besar warga desa Sika dalam menenun kain. Ia prihatin ketika warga desa Sika memproduksi kain tenun untuk pengusaha lain, bukan sebagai usaha mandiri mereka sendiri. Bermula dari itu, Endro berusaha memotivasi mereka untuk mendirikan usaha mandiri melalui kain tenun. Motivasi yang diberikan adalah sebuah ilmu manajemen untuk memulai usaha mandiri, “Saya memberikan apa yang saya miliki, yaitu skill me-manage. Saya ajarkan dari yang paling sederhana seperti mencatat setiap motif yang paling favorit berikut dengan harganya” ujar Endro.
Kontribusi sederhana yang ditanamkan Endro hingga saat ini membawa dampak positif, Desa Sika kini memiliki Koperasi Kain Tenun yang dikelola dengan mandiri. “Terdapat papan kuning itu yang memudahkan mereka dalam bertransaksi dengan calon pembeli. Sekarang benar-benar sistematis sehingga bisa mendongkrak perekonomian mereka.” jelasnya.
Bila Endro meningkatkan potensi perekonomian, berbeda lagi dengan voluntourism yang dilakukan oleh Agnia Fasza. Dides yang tergabung dalam NGO ini memberikan penyuluhan pentingnya menjaga hutan sawit dan satwa Sumatera di Jambi. Perempuan yang akrab disapa Dides ini berusaha menjelaskan kepada warga untuk tidak menganggap gajah dan orangutan sebagai hama. “Tujuannya adalah membuat mereka dapat memaklumi dan sementara hidup berdampingan dengan gajah, orangutan yang kini sedang kehilangan habitatnya. Supaya mereka bisa saling melindungi dan tidak ada lagi gajah atau orangutan yang mati mengenaskan.” jelas Dides.
Begitu banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar, dari hal yang paling sederhana bisa membawa dampak besar bagi mereka. “Semua diawali dari kejujuran dan keikhlasan seorang traveler dalam setiap perjalanan. Dan pastinya bagaimana terhindar dari rasa bersalah ketika kita biasa berwisata hanya meninggalkan sampah bukan berkah.” Tambah Mawski selaku perwakilan tim voluntourism traveler kaskus.
Jadi bagaimana Sahabat, apakah tertarik mencoba gaya baru untuk rencana perjalanan selanjutnya?