Takut Gempa Susulan, Penduduk Nepal Tempati Tenda

By , Senin, 27 April 2015 | 14:40 WIB

Selain menimbulkan sedikitnya 2.500 korban tewas, gempa bumi di Nepal mengakibatkan ribuan orang kehilangan rumah mereka. Konsekuensinya, sejumlah kampung tenda pun kini bermunculan di mana-mana.

Sebagian besar kampung tenda berada di Kathmandu mengingat pusat gempa tidak jauh dari ibu kota Nepal tersebut. Mereka takut kembali ke lokasi rumah masing-masing karena gempa susulan beberapa kali terjadi.

Gempa susulan terkuat berlangsung di sebelah timur Kathmandu pada Minggu (26/04). Guncangan berkekuatan 6,7 skala Richter itu membuat khalayak melarikan diri dengan panik. Rumah-rumah yang sebelumnya mengalami kerusakan akibat gempa pertama dilaporkan ambruk.

Di sekitar Kathmandu dan kota kuno Pokhara, masyarakat tidur di ruang terbuka, termasuk di area taman bermain sekolah, taman, hingga perempatan jalan.

Kepada petugas lembaga kemanusiaan World Vision, seorang pria yang dievakuasi ke Pokhara, 200 kilometer dari Kathmandu, mengatakan nyaris semua rumah di desanya telah hancur. Padahal di desa itu terdapat sedikitnya 1.000 rumah.

Kemudian, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters, penduduk Distrik Dhading yang terletak 80 kilometer sebelah barat Kathmandu menginap di tenda-tenda. Rumah sakit setempat juag kebanjiran pasien, pasokan listrik putus, dan toko-toko tutup.

!break!

Upaya penyelamatan

Bantuan datang dari berbagai lembaga kemanusiaan di dunia untuk korban bencana gempa di Nepal. (Getty, via BBC Indonesia)

Upaya untuk menyelamatkan korban-korban dari reruntuhan bangunan di Kathmandu masih berlangsung sampai Minggu (26/04) malam.

Sejumlah badan kemanusiaan dunia mulai berdatangan untuk membantu upaya penyelamatan tersebut.

Namun, untuk mencapai penduduk yang tinggal di daerah terpencil masih sulit dilakukan lantaran akses ke sana terputus akibat gempa. Salah satu daerah yang sulit dijangkau ialah Distrik Gorkha, tempat gempa berpusat.

“Desa-desa seperti ini terdampak longsor secara rutin. Bukan hal aneh bagi desa berpenduduk 200, 300, hingga 1.000 orang untuk terkubur puing-puing batu. Sepertinya desa-desa itu hanya bisa dijangkau helikopter,” kata juru bicara lembaga World Vision, Matt Darvas.

Sejauh ini, pemerintah nepal menyebutkan jumlah korban mencapai sedikitnya 2.500 orang, termasuk 17 orang di Gunung Everest. Namun, jumlah itu amat mungkin bertambah terus selagi regu-regu penyelamat berupaya menjangkau daerah pegunungan di sebelah barat Nepal.

Bantuan dunia ke Nepal