Aktivitas Tektonis di Himalaya dan Sekitarnya

By , Senin, 27 April 2015 | 20:00 WIB

Gempa yang terjadi Sabtu (25/4) lalu di Nepal, merupakan akibat dari bertemunya dua lempeng tektonik dunia, yakni lempeng benua India dan Eurasia.

Seperti yang dilansir situs United States Geological Survey (USGS), kegiatan tektonik di kawasan Himalaya tersebut sangat aktif, akibat didominasi oleh pertemuan dua lempeng dunia, yakni lempeng benua India dan Eurasia, dengan kecepatan temu 40-50 mm/tahun.

Di sebalah barat India, lempengan Eurasia inilah yang menyebabkan sejumlah gempa dan menjadikan area ini sebagai wilayah yang paling rentan dan berbahaya di bumi.

Perbatasan lempengan ini ditandai dengan sejumlah kaki bukit yang membentang dari utara hingga selatan Sulaiman Range, dan Busur Indo-Burma  di sebelah barat dan timur Himalaya di sebelah utara India.

Batas antar lempeng India-Eurasia ini memang membaur. Di kawasan sebelah utara India, terdapat batasan Indus-Tsangpo (atau Yarlung-Zangbo) yang membentang di sebelah utara, letaknya kurang lebih 200 kilometer di sebelah utara Himalaya Front. Wilayah ini kegiatan seismiknya sangat tinggi, menjadikannya wilayah dengan gempa bumi terkuat yang bisa terjadi di permukaan Bumi. Di tahun 1950, tepatnya 15 Agustus, gempa akibat pergerakan dua lempeng ini terjadi di kota Assam, India, menewaskan sedikitnya 100.000 orang dan mengakibatkan ratusan lainnya kehilangan tempat tinggal.