Tim Penyelamat Sulit Menjangkau Daerah Terpencil Nepal

By , Selasa, 28 April 2015 | 18:00 WIB

Para regu penyelamat masih berjuang mencapai daerah-daerah terpencil di Nepal yang terpapar gempa berkekuatan 7,9 skala Richter.

Perdana Menteri Nepal Sushil Koirala mengatakan mendatangkan bantuan ke sejumlah daerah yang paling parah terkena gempa terbukti menjadi tantangan berat. Apalagi, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan paling tidak terdapat 8 juta orang yang menjadi korban gempa.

“Permohonan bantuan datang dari mana-mana. Namun, kami belum bisa menggelar upaya penyelamatan ke banyak daerah pada saat bersamaan karena kekurangan perlengkapan dan ahli penyelamatan,” kata Koirala.

Pernyataan Koirala diamini Surya Mohan Adhikari, pejabat distrik Gorkha, tempat gempa berpusat.

“Di daerah pedesaan, sebanyak 90% masyarakat terdampak bencana ini. Mereka kehilangan rumah dan ternak mereka. Mereka tidak bisa mendapatkan makanan. Namun, sangat sulit menjangkau mereka karena akses terputus oleh longsor di jalan pegunungan. Hujan dan angin juga mempersulit pendaratan helikopter,” kata Adhikari.

Kondisi serupa menimpa kawasan Lamjung, sekitar 77 kilometer sebelah barat Ibu Kota Kathmandu.

Udav Prasad Timilsina, salah seorang pejabat daerah di Lamjung, mengatakan pihaknya tidak bisa menangani korban cedera. Para korban selamat juga tidak punya cukup air dan makanan.

“Kami memerlukan bantuan darurat, seperti makanan, air, obat-obatan dan tenda. Regu penyelamat sedang mencoba menjangkau kami, namun kami perlu bantuan darurat,” kata Timilsina.

Bantuan darurat

Menurut PM Nepal, Sushil Koirala, korban tewas telah bertambah menjadi 4.310 orang. Jumlah itu berpotensi meningkat apabila bantuan medis tidak segera datang.

Sejauh ini, bantuan dari berbagai penjuru dunia mulai berdatangan. India, misalnya, mengirim beberapa pesawat yang mengangkut pasokan obat-obatan, rumah sakit bergerak, serta tim tanggap darurat berisi 40 personel.

Kemudian, Pakistan mengirim empat pesawat C-130 yang membawa rumah sakit bergerak berisi 30 ranjang, dokter-dokter umum dan spesialis,2.000 paket makanan, 200 tenda, 600 selimut, serta regu penyelamat.

Lalu, Indonesia mengirimkan bantuan uang sebesar US$1 juta, tenaga medis, tenaga SAR, hingga peralatan darurat.