Bantuan mulai mencapai kawasan-kawasan terpencil di dekat pusat gempa besar di Nepal, yang sejauh ini menewaskan 5.000 jiwa.
Operasi penyelamatan kembali dilanjutkan, Rabu 29 April, setelah cuaca buruk yang sempat menghambat. Tim internasional sudah bergabung dengan polisi dan tentara Myanmar untuk sampai ke kawasan terpencil.
"Medannya berada di tempat yang amat terpencil dan dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya," kata juru bicara tentara, Jagdish Chandra Pokherel.
Gempa susulan, longsor, dan kerusakan besar gedung-gedung akibat gempa di salah satu negara miskin Asia ini membuat upaya penyelamatan menjadi semakin rumit.
PBB memperkirakan lebih dari delapan juta orang terkena dampak gempa berkekuatan 7,8 skala Richter Sabtu pekan lalu, dengan jumlah korban jiwa masih akan bertambah dengan kekhawatiran bisa mencapai 10.000 jiwa.
Ratusan ribu orang masih tinggal di tenda-tenda sementara dan menghadapi kekurangan pangan serta air bersih, seperti dilaporkan wartawan BBC, Sanjoy Majumder, dari ibukota Nepal, Kathmandu.
Sementara itu ribuan warga Kathmandu antri menunggu bus untuk meninggalkan ibukota karena kekhawatiran akan gempa susulan.
Pemerintah menyediakan layanan bus gratis -antara lain mengerahkan bus sekolah- bagi warga Kathmandu untuk pulang ke kampung asalnya dan polisi dikerahkan di stasiun bus utama untuk mengatur pemulangan.