Seminggu sejak gempa dahsyat mengguncang Nepal dan menewaskan lebih dari 6.200 orang, Nepal masih mengalami kelangkaan kebutuhan pokok seperti penampungan dan makanan.
Desa-desa terpencil juga masih belum terjangkau sama sekali setelah gempa berkekuatan 7,8 yang menghancurkan ratusan ribu bangunan, kata kepala kantor kemanusiaan PBB Valerie Amos hari Jumat (1/5). Para pekerja bantuan, kata Amos, menghadapi banyak hambatan logistik yang luar biasa.
Di Katmandu, ibukota Nepal, tim SAR terus mencari korban di balik reruntuhan. Pemerintah mengumumkan akan memberi kompensasi senilai 1.000 dollar kepada keluarga per anggota yang tewas akibat gempa itu. Pemerintah Nepal juga akan memberikan 400 dolar lagi untuk biaya pemakaman.
Desa-desa terpencil masih belum terjangkau karena helikopter tidak bisa mendarat di banyak daerah pegunungan. Jalan-jalan juga hancur, kata Amos yang mengunjungi negara itu selama tiga hari.
“Tentu saja kami sangat khawatir mengenai warga di desa-desa terpencil itu. Tapi sangat, sangat sulit menemukan solusi untuk menjangkau mereka,” lanjut Amos. Warga desa mungkin bisa berjalan ke tempat pendaratan helikopter, tetapi akan sulit bagi orang-orang yang cedera.
Menteri Informasi Nepal Minedra Risal, mengatakan butuh sekitar 400.000 tenda, tetapi baru bisa menyediakan 29.000. Selain tenda, pemerintah Nepal juga membutuhkan bantuan bahan pangan, air, garam dan gula.