Anda mungkin pernah merasa terganggu oleh adanya saudara yang nakal. Akan tetapi pengalaman Yamini Karanam, perempuan dengan ‘kembaran’ yang hidup selama 26 tahun dalam otaknya ini mungkin jauh lebih parah dari apa yang Anda rasakan.
Yamini sama sekali tidak menduga bahwa dirinya memiliki kemungkinan terlahir dengan saudara kembar. Hal ini baru diketahuinya saat ia sedang menempuh jenjang pendidikan S3 di Universitas Indiana. Pada waktu itu Yamini sering memiliki gangguan kognitif dalam kemampuan membaca dan mendengarkan. Situasi ini tidak pernah dialaminya sehingga Yamini memutuskan untuk pergi ke dokter.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, Yamini disarankan untuk menemui dokter spesialis bedah otak karena ia disinyalir memiliki tumor. Ia dirawat oleh dokter yang berasal dari Skull Base Institute Los Angeles, Dr. Hrayr Shahinian.
Menurut Shahinian, Yamini memiliki tumor bernama teratoma dalam otaknya. Teratoma sendiri merupakan lapisan kuman yang gagal berkembang dengan sempurna. Seharusnya sel telur yang sudah dibuahi membelah dengan sempurna menjadi dua bagian dan menjadi bagi kembar. Akan tetapi dalam kasus ini salah satu sel telur yang sudah terbuahi justru tersangkut di sel telur lainnya.
Dalam kasus yang sederhana teratoma dapat berupa rambut atau tulang tambahan yang menempel di tubuh seseorang. Akan tetapi pada kasus-kasus langka anggota tubuh tambahan bisa melekat di tubuh penderita teratoma.
Kasus Yamini Karanam, perempuan dengan ‘kembaran’ yang hidup selama 26 tahun dalam otaknya ini memang unik. Pasalnya, selama ini penderita teratoma biasanya memiliki organ tubuh tambahan di ovarium atau testis. Sangat jarang ditemukan adanya teratoma dalam otak seperti milik Yamini.