Mengintip Lika-liku Pengembara Tanpa Paspor di Aceh

By , Senin, 11 Mei 2015 | 11:50 WIB

Pantai Ujung Pancu di Aceh Besar menjadi salah satu titik migrasi burung-burung migran. Utamanya, burung-burung itu datang dari Austria dan beberapa tempat dekat kutub Utara. Di Aceh, pusat migrasi burung-burung berada di sepanjang pesisir Aceh Timur.

"Lebih dari 5.000 ekor burung dari 23 spesies singgah di pesisir Aceh Timur setiap tahun" kata Agus Nurza, Kordinator Aceh Birder.

Burung-burung itu, menjalani migrasi sepanjang musum dingin di bumi belahan utara. Menjelang musim panas, mereka akan kembali ke sana. Di pesisir Banda Aceh, lanjut Agus, burung migran mencari lokasi strategis yang tidak banyak diganggu aktivitas manusia. Ujung Pancu salah satunya.

Mengamati burung migran di Pantai Ujung Pancu di Aceh Besar. Pengenalan burung migran kepada generasi muda menjadi penting sebagai pengetahuan dan pendidikan lingkungan di luar jalur formal. (Syafrizaldi)

Menurut Agus, bulan April biasanya menjadi bulan terakhir pengembaraan burung migran di Aceh. Mereka kembali dalam rombongan besar. Kedatanga burung migran biasanya dimulai sejak bulan September.

Pengamatan burung migran yang dilakukan Agus (10/5) hanya mendeteksi keberadaan dua spesies, cerek pasir mongolia dan cerek pasir besar. Individu dari kedua spesies ini merupakan burung-burung muda yang tak sempat pulang. Burung-burung ini akan menetap sampai musim migrasi tahun depan, selanjutnya akan ikut kembali ke utara bersama rombongannya.

Ratusan orang berkumpul di Pantai Ujung Pancu, Aceh Besar pada, Minggu (10/5). Mereka berasal dari berbagai organisasi dalam rangka memperingati Hari Burung Migran Sedunia. (Syafrizaldi)

Keberadaan burung migran semakin terancam tiap tahun. Habitat mereka sudah banyak yang terganggu. Butuh upaya konservasi yang serius untuk menjamin keberlangsungan kehidupan mereka," tandas Agus.