Pasar Triwindu: Jajakan Kenangan dan Sejarah

By , Kamis, 14 Mei 2015 | 19:30 WIB

Menjelajah kota Solo rasanya kurang lengkap bila melewatkan destinasi yang menyuguhkan aroma budaya yang lengkap dengan sejarahnya. Kali ini, kami mencoba mengantar Sahabat dengan mesin waktu menuju Solo di masa kejayaan keraton.

Kendaraan kuno beserta asesorisnya turut melengkapi Pasar Triwindu, Solo. (Sekar Rarasati)

Masih terletak di wilayah Keraton Mangkunegaran, Pasar Triwindu berlokasi di Jalan Diponegoro, untuk mencapainya Sahabat cukup berjalan kaki tak lebih dari tiga menit dari gerbang keraton. Bila Sahabat sedang berada di daerah lain tetapi masih di pusat kota, cukup menggunakan jasa becak yang tarifnya sesuai harga kesepakatan bersama.

Sesampainya di Pasar Triwindu, gedung bergaya joglo berdiri megah siap menyapa. Mengadopsi dari namanya, pada zaman dahulu pasar ini hanya digelar setiap triwindu atau 24 tahun sekali. Awal mulanya pasar tradisional ini hanya dipersembahkan sebagai kado ulang tahun sang Gusti Putri Mangkunegaran VII (1939). Namun, lambat laun akhirnya pasar Triwindu menjadi sarana pencaharian oleh masyarakat sekitar hingga abad 20. Memasuki tahun 2008 pasar yang sempat berganti nama beberapa kali ini mengalami pemugaran oleh pemerintah dan berganti nama menjadi semula ketika dibangun. Berbalut kayu dan ornamen topeng kayu, gedung ini terdiri dari dua lantai yang berisi ratusan kios pedagang.

Ragam perhiasan, uang, dan asesoris dari tahun 70-an hingga saat ini masih menjadi barang favorit yang diburu wisatawan. (Sekar Rarasati)

Foto yang tidak diketahui siapa pemilik dan asalnya ini menjadi salah satu kenangan yang ditawarkan Pasar Triwindu. (Sekar Rarasati)
Tak perlu menutupi rasa penasaran atau keinginan untuk menyentuh barang-barang yang dijajakan, para pedagang yang merupakan warga Solo ini akan menyambut ramah kehadiran Sahabat. Alat makan, kain batik, perhiasan, pajangan, mainan hingga kendaraan lawas tersedia di sini. Barang-barang antik ini tak menyisakan banyak ruang di dalam pasar, meski  terasa sedikit panas pemandangan kuno di dalamnya akan membuat Sahabat betah untuk berlama-lama.

Namun, perlu berhati-hati dalam memilih karena tidak semua barang yang dijajakan sepenuhnya antik atau kuno. Periksa calon souvenir dengan seksama, jangan mudah tertipu dengan argumen para pedagang. Harga yang ditawarkan pun beragam mulai dari Rp 50.000 hingga jutaan rupiah. Bila harga yang ditawarkan terlalu tinggi, jangan sungkan untuk menawar, budaya tawar-menawar masih berlaku di pasar modern dengan gaya tradisional ini. Perlu diingat, pasar ini beroperasi mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB dan pastikan Sahabat tidak kalah sebelum berperang! Selamat berbelanja.