Minggu ini maskapai penerbangan internasional Emirates Airlines mengumumkan bahwa perusahaan ini akan berhenti mengangkut barang-barang hasil perburuan liar margasatwa di Afrika seperti badak, gajah, harimau, dan singa.
Melalui keputusan ini Emirates Airlines berharap bahwa peraturan baru ini dapat menjadi batu loncatan untuk membawa kasus perburuan ini dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species), sebuah konvensi yang melindungi tumbuhan dan satwa liar dari perdagangan internasional.
“Ini merupakan dukungan kami untuk menghentikan perburuan ilegal margasatwa kita” ujar juru bicara Emirates SkyCargo. “Mulai 15 Mei 2015 kami tidak akan menerima ataupun memperbolehkan hasil buruan apapun masuk dalam pelayanan penerbangan kami.” Tambahnya.
Perburuan satwa liar kian populer di kalangan para pemburu asing yang mengunjungi Afrika. Mereka berani membayar mahal untuk menembak atau menahan satwa, hingga memiliki bagian tubuhnya, lalu membawa mahkotanya pulang, seperti cula, gading, gigi, dan kulit.
Keputusan ini diharapkan mampu menghentikan praktik perburuan liar di Afrika Selatan. Pada Maret lalu, Australia sudah melarang impor dari hasil perburuan margasatwa dan sedang melakukan diskusi dengan parlemen untuk menurunkan pelarangan secara resmi.
Keberadaan badak, gajah, harimau, dan singa semakin terancam dengan maraknya permintaan pasar akan tubuh-tubuh mereka. Meskipun begitu di beberapa negara perburuan ini masih dilegalkan. Kisah mengejutkan datang dari U.S Fish dan Wildlife Service yang secara terbuka menyetujui perburuan dua cula badak hitam di Namibia pada Maret lalu.