Secara tidak sadar, gaya hidup manusia modern selama ini ternyata menyumbang naiknya emisi Gas Rumah Kaca yang menyebabkan suhu rata-rata permukaan bumi menjadi lebih hangat atau yang biasa kita ketahui sebagai pemanasan global. Aktivitas yang tidak ramah lingkungan seperti di antaranya pemborosan air dan energi, penggunaan bahan bakar fosil, juga pembakaran hutan ini telah membawa dampak yang luas seperti berikut:
Krisis Pangan
Seluas 2.231 hektare lahan pertanian terendam banjir pada tahun 2013 lalu. Curah hujan yang tak menentu sebabkan bencana banjir di beberapa daerah. Hal ini membuat petani mengalami gagal panen. Begitu juga saat kekeringan melandau, yang sebabkan produksi pangan terganggu.
Krisis Air Bersih
Bila iklim di dunia tidak berjalan normal, kemarau panjang atau musim hujan yang tak kunjung usai akan menyebabkan regulasi ekosistem yang tidak baik. Sumber mata air bisa menjadi kering, dan tercemar menyebabkan sulitnya menemukan air bersih, seperti yang dialami oleh saudara kita yang berada di desa Longalo, Gorontalo selama lima tahun terakhir.
Munculnya Wabah dan Penyakit Baru
Penyebaran wabah penyakit akan pesat melalui perubahan iklim. Tidak hanya penyakit yang mewabah pada iklim tropis seperti DBD dan Malaria, tetapi pravelansi terhadap wabah dan penyakit lain juga besar potensinya.
Gangguan Ekologis
Seleksi alam merupakan konsep yang bisa menjelaskan bagaimana proses kepunahan makhluk hidup. Bagi mereka yang tidak bisa beradaptasi dengan perubahan iklim mereka akan punah. Itulah yang terjadi dengan flora dan fauna kita. Ulah manusia yang kerap merusak ekosistem dan berdampak pada perubahan iklim menyebabkan mereka harus kehilangan habitat. Sedangkan, mereka adalah mahluk yang paling sulit untuk beradaptasi. Hal yang dapat mereka lakukan hanyalah berpindah tempat dan menyesuaikan pola kehidupannya lagi. Namun, tindakan itu akan membawa masalah baru yaitu berbenturan dengan satwa yang sudah ada sebelumnya,begitu juga dengan penduduk setempat.