Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus Bersayap Mirip Kelelawar

By , Rabu, 20 Mei 2015 | 10:45 WIB

Para ilmuwan menyatakan spesies baru dinosaurus -yang dijuluki si 'sayap aneh' dari kelompok dinosaurus Scansoriopterygidae- memiliki sayap yang mirip dengan kelelawar dan bajing terbang, lapor wartawan BBC, Zoe Gough.

Temuan dinosaurus dengan sayap unik ini dipandang dapat mengungkapkan pemahaman baru tentang serangkaian teknik terbang yang digunakan saat unggas modern mulai muncul.

Penelitian fosil menunjukkannya termasuk kelompok dinosaurus Scansoriopterygidaeberdasarkan jari ketiga yang kecil dan panjang dibandingkan theropod lainnya.

Yang lebih menarik lagi, spesies baru ini memiliki tulang panjang seperti kail di masing-masing pergelangan tangannya.

Hal itu tidak pernah ditemukan pada dinosaurus lainnya, tetapi mirip dengan binatang terbang dan meluncur lainnya, termasuk kelelawar, bajing terbang, dan pterosaurs.

Bulu memang ditemukan pada spesimen ini tetapi tanpa bulu terbang besar yang dimiliki unggas dan kerabat terdekat lainnya. Jadi yang memungkinkannya terbang adalah jaringan lembut mirip lembaran atau selaput yang menghubungkan tulang mirip pancing dan jari-jari lainnya.

Si 'sayap aneh'

Para peneliti di Tiongkok yang melaporkan dinosaurus baru ini di jurnal Nature menamakannya Yi qi atau si 'sayap aneh'.

Seorang petani menemukan satu-satunya sisa temuan binatang ini di Provinsi Hebei, Tiongkok, dan para peneliti telah memastikan keasliannya.

"Kami pikir cocok untuk memberikan nama 'sayap aneh' pada binatang ini karena tidak ada burung atau dinosaurus lain yang memiliki sayap sejenis," kata penulis utama laporan, Profesor Xu Xing dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology (IVPP), Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.

"Kami tidak tahu apakah Yi qi mengepak, meluncur, atau kedua-duanya, tetapi binatang ini dipastikan memiliki sayap yang unik berdasarkan perubahan dinosaurus menjadi burung."

Adanya selaput sayap dan kenyataan bahwa binatang lain yang memiliki struktur sayap mirip Yi qi menggunakannya untuk terbang, membuat para penulis laporan mengisyaratkan bahwa binatang ini juga dapat terbang.

Bagamanapun, karena fosil yang ditemukan tidak lengkap maka mereka tidak bisa mengetahui cara Yi qi terbang.

"Yi qi hidup di zaman Jurassic, jadi binatang ini adalah pelopor evolusi terbang sebelum munculnya burung," kata penulis lainnya Profesor Zheng Xiaoting dari Universitas Linyi.

"Ini mengingatkan kita pada sejarah awal penerbangan yang penuh inovasi, yang tak satupun bertahan."