Bantuan Kemanusiaan untuk Migran Rohingya

By , Kamis, 21 Mei 2015 | 08:30 WIB

Indonesia dan Malaysia telah sepakat untuk menyediakan tempat penampungan sementara bagi ribuan migran dan korban perdagangan manusia yang terdampar di laut.

Terobosan ini diumumkan Rabu (20/5) menyusul pertemuan antara menteri-menteri luar negeri Malaysia, Indonesia dan Thailand, negara-negara yang sebelumnya menyatakan keengganan menolong para migran.

Lewat perjanjian ini, Malaysia dan Indonesia akan "terus menyediakan bantuan kemanusiaan" kepada sekitar 7.000 migran yang terdampar, menurut Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman.

"Kami juga setuju untuk menawarkan mereka tempat tinggal sementara asalkan proses permukiman kembali dan repatriasi akan dilakukan dalam satu tahun oleh komunitas internasional," ujarnya.

Ia juga menyerukan negara-negara lain dan para LSM untuk membantu misi ini.

Hampir 3.000 manusia perahu telah diselamatkan atau mendarat di pantai-pantai Malaysia, Indonesia dan Thailand. Namun kelompok-kelompok hak mengingatkan bahwa ribuan lagi kemungkinan masih terdampar dan kehabisan pasokan.?

Myanmar, yang telah menerima kritikan internasional karena perannya dalam krisis migran Asia Tenggara, mengatakan sebelumnya hari Rabu bahwa mereka juga siap membantu para manusia perahu yang terdampar.

Pernyataan kementerian luar negeri mengatakan bahwa Myanmar sangat prihatin "dengan penderitaan dan nasib yang mengancam nyawa" manusia-manusia perahu, sebagian besar merupakan minoritas Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh.

"Myanmar siap memberikan bantuan kemanusiaan kepada siapa pun yang menderita di laut," menurut pernyataan tersebut, menambahkan bahwa "upaya-upaya serius" sedang diambil untuk mencegah perdagangan manusia dan migrasi ilegal, termasuk patroli angkatan laut dan angkatan udara secara reguler.