Militer AS mengatakan, foto yang menampilkan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyaksikan peluncuran peluru kendali dari sebuah kapal selam adalah foto palsu.
Korea Utara mengagetkan dunia internasional setelah mengklaim sukses melakukan uji coba misil balistik baru yang bisa ditembakkan dari sebuah kapal selam.
Namun, sejumlah pakar di AS meyakini bahwa foto yang dipublikasikan itu telah dimanipulasi, dan Korea Utara masih butuh waktu sangat lama untuk bisa mengembangkan teknologi militer yang canggih seperti itu.
Kesimpulan itu disampaikan Laksamana James Winnefeld dalam sebuah acara di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington DC, Selasa (19/5).
Analisis yang dibuat pakar teknologi angkasa luar Jerman, Markus Schiller dan Robert Schmucker, dari Schmucker Technologie, tampaknya mendukung pernyataan Laksamana Winnefeld.
Kedua pakar itu mengatakan, foto yang menampilkan Kim Jong Un tengah menyaksikan peluncuran misil balistik dari kapal selam itu telah dimodifikasi habis-habisan, termasuk refleksi bayangan pancaran api dari misil itu. Setelah diteliti, bayangan dari pancaran api roket itu tidak sesuai dengan arah terbang misil tersebut.
Markus dan Robert sepakat dengan analisis pakar yang diunggah ke situs 38north.org dan armscontrolwonk.com bahwa misil itu diluncurkan dari sebuah tongkang yang dirancang khusus, dan bukan dari kapal selam.
Namun, analisis para pakar dan militer AS justru tak didukung negara sekutu AS, yaitu Korea Selatan, yang tetap yakin bahwa foto tersebut tidak direkayasa.
"Kami belum mengubah posisi kami yang meyakini bahwa misil Korea Utara itu ditembakkan dari sebuah kapal selam, dan terbang 150 meter ke udara," ujar seorang petinggi militer Korea Selatan.
Para pejabat Korea Selatan juga meyakini, negeri tetangga mereka itu sudah memiliki misil darat ke udara dalam jumlah yang signifikan. Korea Utara juga diyakini tengah berupaya membuat hulu ledak mini agar bisa dimuat ke misil yang tengah dikembangkan negeri itu.