Peneliti Temukan Cara untuk Ciptakan <i>Brainprint</i>

By , Jumat, 22 Mei 2015 | 07:30 WIB

Pernahkah Anda salah kaprah mengartikan maksud omongan seseorang? Atau pernahkan Anda merasa orang yang Anda ajak bicara tidak mengerti dengan benar apa yang Anda coba sampaikan?

Ilmu neurosains mengungkap jawaban di balik adanya peristiwa miskomunikasi: itu karena kata diproses dengan cara yang berbeda-beda pada tiap sistem saraf otak manusia.

Pada penelitian yang dimuat di jurnal Neurocomputing ini, para peneliti meletakkan diode elektron di kulit kepala responden. Mereka mencatat gelombang otak responden menggunakan alat electrophylogram (EEG), yang memberikan beragam akronim berbeda sebagai penanda respon saraf. Akronim-akronim yang ditemukan selalu berbeda pada tiap individu.

Varian respon saraf pada tiap individu itu disebabkan karena otak manusia merespon kata ke dalam bagian otak yang disebut semantic memory, yakni bagian pada otak yang menyimpan ingatan jangka panjang seperti “jeruk bewarna oranye, bulat, dan terasa kecut”. Meski informasi tersebut sama diterima oleh tiap manusia, otak bisa menerima asosiasi kata yang berbeda pada tiap individu. Dengan begitu, terjadi pola unik pada gelombang otak yang masuk ke semantic memory.

Lebih jauh lagi, dengan temuan ini peneliti mencoba menciptakan semacam ‘sidik otak’—bukan lagi sidik jari, untuk mengakses gawai atau komputer menggunakan gelombang otak.