Vladimir Lenin lahir pada 1870. Ia wafat pada 1924 dan banyak orang yang mengharapkan adanya penguburan di pemakaman tertutup. Namun, musim dingin saat itu memungkinkan tubuh Lenin bisa disaksikan hampir dua bulan lamanya oleh orang-orang yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin mereka.
Hal ini memunculkan ide pada segelintir pejabat untuk mengawetkan tubuhnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Sebagian pejabat menentang ide ini, selain hanya untuk disaksikan oleh umum untuk sementara. Akhirnya, para peneliti dan ilmuwan Soviet lah yang ditunjuk bertanggung jawab untuk mengawetkan dan merawat jasad Lenin, dengan teknik pembalsaman yang dikembangkan oleh ahli anatomi Vladimir Vorobiev dan ahli biokimia Boris Zbarsky. Percobaan pengawetan pertama berlangsung sejak Maret hingga akhir Juli 1924.
Hal ini dipaparkan oleh Alexei Yurchak, profesor sosial antropologi di University of California, Berkeley yang menulis buku berjudul Everything Was Forever, Until It Was No More: The Last Soviet Generation.
Tak hanya Lenin yang mendapatkan metode pengawetan setelah meninggal. Stalin sempat diawetkan selama sekitar sepuluh tahun sebelum akhirnya dikebumikan. Negarawan Vietnam, Ho Chi Minh (wafat 1969) dan diletakkan di mausoleum di Hanoi, mengikuti jejak Lenin. Sejak Mei 1977, tubuh Mao Zedong dibaringkan pula di Lapangan Tiananmen.
Ferdinand Marcos yang wafat pada 1989 diawetkan di mausoleum umum di Filipina sementara istrinya, Imelda Marcos, berjuang untuk memakamkannya di pemakaman kepresidenan. Pada 2010 ia meluncurkan foto yang menunjukkan dirinya sedang mencium peti kaca yang menyimpan jasad suaminya.
Para ahli mengawetkan Eva Peron, istri presiden Argentina Juan Peron, dengan cara mengeringkan cairan tubuh dan menggantinya dengan lilin, membuatnya seperti patung lilin. Saat Juan Peron digulingkan oleh junta, jari Eva Peron dipotong untuk melihat apakah tubuhnya palsu atau asli.
Para ahli pengawetan dari Rusia ini datang pula ke Pyongyang untuk mengawetkan jenazah Kim Il Sung (wafat pada 1994) dan Kim Jong il yang wafat pada 2011. Negarawan terakhir yang melewati proses ini setelah meninggal adalah Hugo Chavez (Venezuela) setelah wafat pada 2013.