Indonesian Science Fund (ISF) yang diluncurkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) akhirnya diresmikan oleh Menteri Keuangan RI, prof. Bambang PS Brodjonegoro pada Rabu, 27 Mei 2015 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat.
Sebuah badan otonom yang dilahirkan untuk mendanai penelitian yang dilakukan oleh anak bangsa ini didukung penuh oleh pemerintah Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat. Wakil Ketua AIPI, Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan bahwa selama ini Indonesia tidak memiliki infrastruktur keuangan yang fleksibel, sehingga menghambat produktivitas mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. “Hadirnya ISF diharapkan mampu menjadi solusi atas masalah tersebut.” jelasnya.
Langkah ini dijalankan demi meningkatkan semangat anak bangsa terhadap ilmu pengetahuan. Indonesia merupakan negara besar dengan lebih dari 230 juta penduduk dan tingkat buta huruf terendah, namun keberadaannya masih jauh di belakang bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Rendahnya investasi nasional dalam penelitian dan engembangan tentunya sangat menghambat bangsa ini untuk berkembang. Seperti yang diungkapkan oleh Jamaluddin Jompa bahwa untuk menjadi negara yang kuat, Indonesia harus kembali menghadap dan menelaah sains dengan baik.
Hal serupa diungkapkan oleh Robert Blake, Duta Besar Amerika untuk Indonesia, “ Kami akan komit dalam mendukung langkah memicu kompetitif ini karena pada akhirnya inovasi pengetahuan yang akan meningkatkan kesejahteraan bangsa.” tandas Robert.
Adapun dukungan yang akan diberikan ISF kepada lembaga di antaranya adalah beasiswa mahasiswa, dana pendukung kewirausahaan, hibah penelitian peneliti utama, hibah kunjungan.