Seiring hebohnya isu suara mirip trompet yang diklaim berasal dari langit, muncul juga informasi yang menyatakan bahwa bentuk alam semesta kita juga menyerupai trompet.
Mungkin indah bila alam semesta kita memang berbentuk mirip alat musik itu. Namun sayangnya, kata Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), informasi itu salah kaprah.
"Bentuk trompet itu bukan bentuk alam semesta, melainkan gambaran model evolusi alam semesta," katanya, Jumat (29/5). (Baca juga Benarkah Suara Terompet Itu Adalah "Hum"?)
Thomas menguraikan, dalam sejarahnya, astronom pernah punya dua model yang menjelaskan evolusi alam semesta. Tahun 1990-an, model evolusi alam semesta yang banyak dipakai berbentuk seperti bel.
"Dalam model bel itu dipahami bahwa awalnya alam semesta mengembang cepat sekali hingga menjadi sangat besar. Kemudian, proses mengembangnya alam semesta melambat hingga saat ini," urai Thomas.
Namun, dalam perkembangannya, astronom memahami bahwa proses mengembangnya alam semesta pada tahap awal tak secepat yang dikira. "Lalu tahun 2000-an, berkembang model evolusi alam semesta yang mirip trompet ini," kata Thomas.
Lantas, seperti apa bentuk alam semesta? Apakah bulat atau balok? Menurut Thomas, bentuknya sulit untuk dideskripsikan. "Alam semesta itu berhingga, tetapi tidak berbatas," katanya.
"Kalau ada cahaya yang kuat sekali dan itu dipancarkan ke alam semesta, bisa jadi akhirnya sampai di punggung kita sendiri. Atau kalau ada galaksi yang kita lihat jauh, bisa jadi itu adalah galaksi kita. Berhingga, tetapi tidak berbatas," ujarnya lagi.