Peneliti Singkap Halaman Keempat Situs Mataram Kuno Liyangan

By , Minggu, 31 Mei 2015 | 18:45 WIB

Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta berhasil menyingkap halaman keempat Situs Mataram Kuno Liyangan di Desa Purbasari, Ngadireja, Temanggung, Jawa Tengah. Di sisi tenggara dan timur laut di halaman itu terdapat bangunan candi yang dilengkapi 10 jaladwara atau saluran air.

Bagian kecil bangunan candi di halaman keempat ditemukan pada November 2014. Kemudian, halaman dan sebagian besar struktur candi dapat digali dan dimunculkan hari Senin (18/5) saat Balai Arkeologi Yogyakarta menggelar ekskavasi pada 12-27 Mei 2015.

"Sama seperti bangunan candi di halaman satu, dua, dan tiga, candi di halaman keempat ini juga menghadap ke arah tenggara. Bedanya, candi di halaman empat ini dilengkapi jaladwara. Di bagian depan, yaitu sisi tenggara, terdapat empat jaladwara. Di bagian timur laut ada enam saluran air, tetapi tinggal satu yang utuh," papar Ketua Tim Penelitian Situs Liyangan dari Balai Arkeologi Yogyakarta Sugeng Riyanto saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (29/5).

Bangunan candi di halaman keempat ini sepanjang 5,5 meter dengan jaladwara di setiap sisinya. Di bagian atasnya terdapat altar. Di bagian belakang candi terdapat saluran air yang tergabung dengan struktur bangunan candi yang diduga berisi penampungan air yang menyatu dengan semua saluran air. Namun, seluruh struktur bangunan candi di bagian belakang itu belum terungkap karena tertimbun material vulkanik Gunung Sindoro.

Dengan penemuan halaman keempat ini, sejak 2008 Tim Penelitian Situs Liyangan Balai Arkeologi Yogyakarta telah menemukan empat halaman. Selain itu, diduga kuat masih ada halaman dengan struktur candi lain di sekitar kompleks Liyangan yang belum ditemukan. Hingga sekarang, luas Situs Liyangan yang diteliti mencapai 3 hektar.

Suyono turun dengan seutas tali lalu merontokkan pasir dan batu dengan linggisnya di tambang pasir Liyangan. Para penambang pernah menemukan arca, mata tombak, hingga guci Dinasti Tang di kawasan ini. Salah satu mutiara peradaban Mataram Kuno di Jawa Tengah, abad ke-8 hingga ke-10, tersebar di Temanggung. Penelitian sejak 2009 menyingkap area pemujaan, perkampungan, dan pertanian kuno di Liyangan. Baca kisahnya di National Geographic Indonesia edisi Juni 2015. (Dwi Oblo/ National Geographic Indonesia)

Sebelumnya, arkeolog Pusat Arkeologi Nasional, Yusmaini Eriawati, mengungkapkan, 110 jenis keramik juga ditemukan di Liyangan.

"Benda-benda keramik ini berasal dari Tiongkok, peninggalan Dinasti Tang. Sebagian besar keramik buatan abad ke-9 hingga ke-10 Masehi. Periode ini sezaman dengan masa peradaban Liyangan sekitar abad ke-6 hingga abad ke-10," katanya.