Mengapa Turun Hujan di Musim Kemarau?

By , Senin, 1 Juni 2015 | 15:00 WIB

 Memasuki bulan Juni, sebagian wilayah di Jabodetabek diguyur hujan lebat disertai kilat dan petir. Padahal, pada bulan Juni, Jabodetabek biasanya sudah memasuki musim kemarau. Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, pada bulan Juni, Jabodetabek sebenarnya sudah mulai memasuki musim kemarau. Namun, bukan berarti tidak ada hujan pada musim kemarau. "Musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan. Potensi hujan itu berkaitan dengan cuaca, bukan musim," kata Hary kepadaKompas.com, Senin (1/6). Hary menjelaskan, parameter cuaca yang mendukung terjadinya hujan antara lain suhu, tekanan, dan kelembaban. Hary mengatakan, potensi hujan untuk Jabodetabek bagian selatan memang tinggi. "Maka dari itu, wajar bila hujan terjadi dalam intensitas sedang hingga lebat dalam beberapa hari ini," kata dia. Saat ini, musim kemarau sudah dimulai untuk Jabodetabek bagian utara. Namun, potensi hujan untuk bagian selatan masih tinggi. Untuk diketahui, siang ini, hujan lebat disertai kilat dan petir terjadi di sejumlah wilayah di Jabodetabek, dan berpotensi terjadi hingga sore. Kawasan yang terkena hujan tersebut antara lain Tangerang, Daan Mogot, Grogol, Harmoni, Tomang, Kedoya, Kebon Jeruk, Kembangan, Meruya, Slipi, Palmerah, Senayan, Semanggi, Pancoran, Tebet, Jatinegara, dan Kampung Melayu. BMKG juga memperkirakan bahwa hujan akan meluas ke wilayah Cengkareng, Kalideres, Pamulang, Serpong, Ciputat, Harmoni, Tanah Abang, Sudirman, Kebayoran, Pasar Minggu, Cawang, Tanjung Priok, Cilincing, Marunda, Kelapa Gading, Cakung, serta Bekasi dan sekitarnya.